Kemenkes Akan Teliti 305 Ribu Nyamuk dan 24 Ribu Kelelawar

Balitbangkes akan mengumpulkan 305 ribu spesimen nyamuk, 42 ribu spesimen tikus dan 24 ribu spesimen kelelawar

oleh Fitri Syarifah diperbarui 09 Nov 2014, 17:00 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2014, 17:00 WIB
Kemenkes Akan Teliti 305 Ribu Nyamuk dan 24 Ribu Kelelawar
Balitbangkes akan mengumpulkan 305 ribu spesimen nyamuk, 42 ribu spesimen tikus dan 24 ribu spesimen kelelawar

Liputan6.com, Jakarta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berencana akan melakukan Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit (Rikus Vektora) pada 2015.

"Dalam riset selama tiga tahun itu, Balitbangkes akan mengumpulkan 305 ribu spesimen nyamuk, 42 ribu spesimen tikus dan 24 ribu spesimen kelelawar,"kata Kepala Balitbangkes Kemenkes, Prof. Tjandra Yoga Aditama.

Mengutip lama Setkab, Sabtu (8/11/2014), Riset khusus Vektor dan Reservoir Penyakit (Rikhus Vektora) ini, kata Prof. Tjandra, dimaksudkan untuk mengetahui pola jenis vektor dan reservoir penyakit yang ditimbulkan dari nyamuk, tikus, dan kelelawar di Indonesia.

"Uji coba lapangan sudah dilakukan di Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah yang berlangsung sampai 31 Oktober 2014," katanya.

Menurut Prof. Tjandra, pada tahun 2014 ini Badan Litbangkes sudah menyelesaikan Studi Diet Total (SDT) berupa survei konsumsi  makanan individu (SKMI) di 33 provinsi, 490 Kabupaten/Kota dengan jumlah sampel sebanyak 2.080 blok sensus, 52.000 rumah tangga dan 162.045 individu. Survei ini melibatkan 2.780 orang tenaga pengumpul data. Manfaat SDT adalah untuk mengukur asupan gizi dan keamanan makanan.

Ia menyebutkan, pada Oktober 2014 juga sudah dilakukan uji coba analisis cemaran kimia makanan (ACKM) di DI Yogyakarta.

Simposium Regional

Di kesempatan yang sama, Prof. Tjandra Yoga Aditama juga mengemukakan, bahwa Balitbangkes Kemenkes
akan menyelenggarakan Simposium Regional Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Regional Asia Pasifik Ke-2 Tahun 2014, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, pada  17-20 November 2014.

Ia menyebutkan, pada 17 November 2014 akan diselenggarakan Pra Simposium yang berupa Workshop dengan 4 tema utama yaitu:

1.  Updating Indonesia Case Based Group (INA CBGs)

2.  Planning based on Health Technology Assessment (HTA) Approach for Pharmaceutical Products

3. Proposal and Protocol Development Workshop for Health research

4. Assessing Staffing Need at Health Facility to Support National Health Insurance.

"Acara Simposium Regional tersebut akan dibuka oleh Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Moeloek, SpM(K), dan dihadiri oleh Kepala Perwakilan WHO Indonesia dan para pakar ahli sistem jaminan kesehatan dan asuransi dari Korea, Thailand, Philipina, Australia, Oman dan Arab Saudi," katanya.

Adapun jumlah peserta Simposium Regional ditargetkan sebanyak 500 orang, yang berasal dari negara-negara regional Asia Pasifik, namun tidak tertutup kemungkinan peserta berasal dari luar wilayah termasuk dari Arab Saudi dan Oman.

Narasumber dari Indonesia berasal dari Badan Litbangkes, Kementerian Kesehatan, Perguruan Tinggi dan Lembaga Riset di Indonesia, YLKI, IDI dan Pemerintah Daerah.

Sementara dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional ke-50 (HKN Emas), menurut Prof. Tjandra, Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan juga menyelenggarakan Open House Museum Kesehatan (Wisata Ilmiah Kesehatan) di 4 (empat) Museum Kesehatan, yaitu Museum Kesehatan dr. Adhyatma, MPH Surabaya, Dunia Vektor B2P2VRP Salatiga, Museum Nyamuk Loka Litbang P2B2 Ciamis, dan Museum B2P2TOOT Tawangmangu.

Selain itu ada kegiatan peluncuran buku pada tanggal 18 November 2014 di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, pameran hasil litbangkes di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta pada 18-20 November 2014 dan Sarasehan Indonesia Sehat dan Sejahtera di Aula Siwabessy Gedung Prof. dr. Sujudi Kementerian Kesehatan RI pada 25 November 2014.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya