Mensos: Dibutuhkan Early Warning System Hadapi Bencana

Dibutuhkan sistem peringatan dini (early warning system) terhadap bencana alam dan sosial. Salah satunya kemiskinan

oleh Liputan6 diperbarui 23 Nov 2014, 14:53 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2014, 14:53 WIB
Gempa bumi tsunami Jepang 4
Foto: National Geographic

Liputan6.com, Jakarta Dibutuhkan sistem peringatan dini (early warning system) terhadap bencana alam dan sosial. Salah satunya kemiskinan, jika tidak dientaskan akan berdampak pada bencana sosial dan kemanusiaan.

“Para kiyai dan ulama menyatakan, kemiskinan mendekatkan kepada kekufuran. Maka, early warning system harus didukung akademisi, ” kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat menghadiri wisuda Universitas Bakti Indonesia (UBI) dan Sekolah Tinggi Islam Blambangan di Hall Gedung Pertemuan Hotel Indah Baru, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (22/11/2014).

Untuk mengentaskan kemiskinan tersebut, Mensos meluncurkan Public privat Partnership agar seluruh komponen bangsa mendukung dan bersama-sama berpartisipasi aktif.

 “Public private partnership bisa menjadi kekuatan untuk mengentaskan bangsa dari kemiskinan dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), ” katanya.

Mensos mengajak segenap bangsa, terutama insan terdidik siap menghadapi diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau Asean Economic Society pada Januari 2015.

“Diberlakukannya MEA ‘memaksa’ kita harus siap berkompetisi dengan negara asean lain sesuai profesi dan mengupayakan improvement untuk meningkatkan daya saing. Tentunya, harus dibekali akhlak dan moralitas mumpuni, ” ujarnya.

Pembina Yayasan Pendidikan Puspa Dunia, Drs H. Teguh Sumarno MM, meminta agar para wisudawan membantu pemerintah dalam upaya menyejahterakan rakyat Indonesia.

“Para wisudawan/ti hendaknya memiliki kesalehan sosial sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdidik dan siap bersaing di kancah nasional maupun global, ” pintanya.

Sidang senat terbuka mewisuda 587 orang dari kedua perguruan tinggi di bawah pembinaan Yayasan Puspa Dunia.

Dalam acara itu, Mensos disuguhi tari khas Banyuwangi, Taji Gandrung, yang mendapat rekor dari Museum Rekor Indoenesia (Muri), sekaligus mengantarkan Banyuwangi dikenal di kancah global.

Setelah itu, Mensos menghadiri Banyuwangi Ethno Carnival (BEC), sebagai event tahunan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk menarik kunjungan para wisatawan lokal maupun mancanegara.

 Selain Mensos, hadir pula Menteri Pariwisata dan Kebudayaan, serta Dubes Amerika Serikat untuk Indonesia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya