Liputan6.com, Jakarta Dalam mengungkap identitas korban yang meninggal karena ledakan bisa menggunakan tes DNA. Namun, kondisi tubuh yang rusak akibat ledakan, ledakan bom misalnya, dapat merusak DNA, oleh karena itu untuk mengambil DNA bisa diperoleh dari salah satu bagian di dalam sel bernama mitokondria.
Mitokondria merupakan sitoplasma yang terdapal dalam organel sel, yang diwariskan sesuai dengan garis keturunan ibu. Sebenarnya DNA juga terdapat dalam inti sel, namun jumlahnya hanya satu per sel. Berbeda dengan mitokondria yang jumlahnya beberapa di setiap sel.
"Artinya kesempatan untuk mendapatkan DNA mitokondria lebih besar dibandingkan mendapatkan DNA inti yang hanya terdapat di dalam satu sel dalam kasus ini," terang Gludhug Purnomo dari Lembaga Penelitian Biologi Molekuler Eijkman dalam acara Lokakarya DNA Forensik untuk Jurnalis: Sejarah, Masa Kini dan Masa Depan ditulis Jumat (13/3/2015).
Advertisement
Sehingga lewat penggunaan DNA mitokondria sebagai marker dalam analisis DNA forensik beri harapan untuk bisa mengungkapkan siapa korban yang ada dalam ledakan tersebut.
Tak cuma itu, dengan menganalisis DNA mitokondria, bisa juga mengetahui migrasi manusia atau asal korban. Akan ada klasifikasi nomor sekian yang menandakan orang yang meninggal tersebut berasal dari mana.