Sulit Hentikan Makan Camilan Manis, Bisa Jadi Sedang Tak Bahagia

Banyak yang tidak mengetahui, ada makna di balik kebiasaan Anda menyukai camilan manis.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 29 Apr 2015, 21:00 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2015, 21:00 WIB
Ilustrasi Cokelat
Ilustrasi Cokelat

Liputan6.com, Tangerang Siapa yang tidak menyukai cokelat, kue, dan makanan manis lainnya? Rasa manis memang cenderung membuat bahagia. Tapi banyak yang tidak mengetahui, ada makna di balik kebiasaan Anda menyukai camilan manis.

Seperti disampaikan Hipnoterapis dan penulis buku Quantum Slimming, Kristin Liu, CCH, orang yang menyukai camilan manis cenderung tidak bahagia. Ada impian dalam dirinya yang disembunyikan sehingga tak jarang mereka merasa hidupnya tidak berharga.

"Rasa manis adalah rasa yang tanpa sengaja telah diprogram dalam pikiran sejak masa kecil sebagai rasa untuk mengalihkan perasaan tidak nyaman. Contoh, anak menangis dibujuk dengan permen. Namun rasa ini hanya bersifat menghibur sementara," kata Kristin saat ditemui Liputan6.com di Nutrition Mind (NU MI) Center, Alam Sutera-Tangerang, ditulis Rabu (29/4/2015).

Dalam bukunya, Kristin menerangkan, rasa manis dapat meningkatkan serotonin, hormon gembira. Namun, di balik camilan tersebut ada wajah buruk yaitu kalori berlimpah. "Mereka yang menyukai manis, harus mengetahui akar masalahnya dan diselesaikan. Dengan begitu, dia akan terhindar dari subtitusi merugikan," tandasnya.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya