Liputan6.com, Kairo Seorang anak usia satu tahun di Mesir harus rela kehilangan alat kelaminnya setelah operasi hernia. Dokter yang menangani Mohamed Ekramy ini diduga ceroboh karena menyebabkan jaringan di sekitar kelaminnya mati.
Akibat kecelakaan medis ini, pihak rumah sakit sempat menawarkan kompensasi tapi ayahnya menolak dan menuntut para dokter bedah tersebut.
Dailymail, Rabu (17/6/2015) melaporkan, kompensasi yang bakal diberikan sebenarnya cukup tinggi setara dengan Rp 356 juta. Namun sang ayah bersikeras akan melaporkan hal tersebut kepada Presiden Mesir.
"Manajer rumah sakit meminta saya untuk mengobati anak saya di rumah sakit lain. Mereka juga akan memberikan kompensasi dengan syarat menghapus semua posting tentang operasi di Facebook dan tidak memberikan informasi apapun pada wartawan," katanya.
"Saya minta Presiden Abdel Fatah al-Sisi membantu dan meningkatkan standar perawatan di rumah sakit umum," katanya.
Kasus ini sempat membuat ramai media setempat. Laporan kelalaian medis juga telah sampai ke pihak kepolisian dan akan dilanjutkan kepada pihak kejaksaan. Sedangkan Perdana Menteri Mesir berjanji, pemerintah akan membayar tagihan untuk pengobatan Mohamed.
Kasus seperti Mohamed ternyata bukan yang pertama kalinya terjadi di Mesir. Pada Agustus 2014, seorang gadis delapan bulan meninggal karena dugaan kelalaian medis di rumah sakit swasta di Heliopolis. Bayi itu diberi suntikan saline setelah didiagnosis mengalami radang pada selaput lendir hidungnya. Namun ternyata anak ini mengalami gagal ginjal hingga akhirnya nyawanya tak bisa tertolong.
Advertisement