Prediksi Jumlah Anak Lewat Kebahagiaan Orangtuanya

Bahagia atau tidaknya orangtua dengan kehadiran anak pertama bisa menjadi salah satu indikasi kehadiran anak selanjutnya

oleh Benedikta Desideria Diperbarui 08 Agu 2015, 11:00 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2015, 11:00 WIB
Prediksi Jumlah Anak Lewat Kebahagiaan Orangtuanya
Bahagia atau tidaknya orangtua dengan kehadiran anak pertama bisa menjadi salah satu indikasi kehadiran anak selanjutnya... Selengkapnya

Liputan6.com, New York- Bahagia atau tidaknya orangtua terhadap kehadiran anak pertama bisa memengaruhi keputusan memiliki anak lagi atau tidak.

Tak dipungkiri, menjadi orangtua itu penuh tantangan. Tak bisa lagi tidur nyenyak karena harus mengganti popok karena ia menangis, menyusui tengah malam, menenangkannya kala ia menangis, kelelahan. Hal-hal sepeti itu membuat bagi sebagian orang jadi pemarah.

Nah, jika orangtua baru tidak memiliki pengalaman atau merasakan hal yang tidak menyenangkan pasangan ini cenderung tak memiliki anak lagi. Jadi, bahagia atau tidaknya orangtua dengan kehadiran anak pertama bisa menjadi salah satu indikasi kehadiran anak selanjutnya seperti diungkapkan dalam penelitian yang diterbitkan Journal of Demography.

Kesimpulan ini didapat setelah Mikko Myrskayla dari Max Planck Institute for Demographic Research in Rostock, Jerman dan koleganya Rachel Marolis dari University of Western Ontario’s Department of Sociology, Kanada melakukan analisis data Germany’s Socio-Economic Panel Study.

Dilanjutkan dengan penelitian terhadap 2016 orang tua. Mereka diwawancarai mengenai kebahagiaan dan kepuasan hidup di luar menjadi orangtua.

"Kami tidak bertanya kepada orangtua menenai kebahagiaan mereka sebagai ayah dan ibu, karena ada tekanan yang kuat untuk merasa bahagia. Jika tetap bertanya tentang kebahagiaan mereka, semacam ada 'tekanan' jadi orangtua itu bahagia," terang Myrskala kepada Time dikutip Jumat (7/8/2015).

Hasilnya pun didapat, rasa bahagia akan muncul pertama kali saat anak lahir, namun detik-detik kemudian memengaruhi orangtua untuk kembali memiliki anak atau tidak.

Penelitian ini memang difokuskan pada orangtua Jerman, namun Myrskala pikir rasa-rasanya hasilnya sama dengan negara lain.

Promosi 1

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya