Liputan6.com, Jakarta Dehidrasi yang rentan dialami calon jemaah haji asal Indonesia terbagi tiga macam. Yaitu hipertonik, hipotonik, dan isotonik. Dan yang harus dipahami oleh mereka adalah dehidrasi terjadi tanpa gejala dan jika berlanjut dapat menimbulkan gangguan kognitif, delirium (koma), bahkan kematian.
Dokter Nurhadi Ibrahim, dr Wawan Mulyawan, dr Agung Frijanto, dan dr Mintoro Sumego menjelaskan tiga jenis dehidrasi, dikutip dari buku berjudul Pedoman Dehidrasi Saat Haji dan Umroh pada Minggu (22/8/2015):
1. Dehidrasi hipertonik
Advertisement
Penipisan total kadar air tubuh karena kehilangan cairan secara patologis, asupan air berkurang, atau kombinasi dari kedua kondisi itu. Hasilnya hipernatremia (>145mEq/L) di kompartemen cairan ekstraselular yang menarik air dari cairan intraselular.
Hilagnya air dibagi bersama oleh semua kompartemen cairan tubuh dan relatif sedikit penurunan cairan ekstraselular terjadi. Dengan demikian, sirkulasi tidak terganggu, kecuali kehilangan sangat besar. Kondisi ini dikenal dengan dehidrasi intraselular atau dehidrasi hipernatremik.
2. Dehidrasi hipotonik
Penipisan baik natrium dan air dengan kehilangan yang lebih besar dari natirum daripada air, mengakibatkan hilangnya cairan ekstraselular. Penyebab dehidrasi hipotonik termasuk terlalu sering menggunakan diuretik, penyakit ginjal, dan penurunan asupan kedua garam, dan air.
Sirkulasi terganggu pada dehidrasi hipotonik. Hal ini dikenal juga sebagai ekstraselular deplesi volume cairan.
3. Dehidrasi isotonik
Penipisan seimbang air dan natrium yang menyebabkan kehilangan cairan ekstraselular. Penyebab dehidrasi isotonik meliputi muntah, diare, dan diuresis osmotik glukosa. Sirkulasi dipengaruhi dehidrasi isotonik. Hal ini juga dikenal sebagai isotonik deplesi volume cairan.
Baca juga: