Para Ortu, Mari Belajar dari Kasus Aurel

Mulai mengaktualisasi diri namun butuh dihargai dan dihormati dari orang-orang di sekitarnya.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 01 Sep 2015, 16:00 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2015, 16:00 WIB
Aurel Hermansyah
Instagram Aurel Hermansyah

Liputan6.com, Jakarta Sehari usai merayakan pesta ulang tahun ke-17 tahun, Aurel Hermansyah curhat di media sosial Instagram tentang ketidakhadiran ibu kandungnya, Krisdayanti dalam acara yang digelar di Kemang. Kepada sekitar 700 ribu follower di Instagram ia menumpahkan kekecewaannya.

Menurut psikolog dan dosen dari Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung, Efnie Indrianie, M.Psi rasa kecewa pada anak usia 17 tahun bisa muncul ketika tidak dihargai orang di sekitarnya termasuk orangtuanya.

"Usia 17 tahun merupakan remaja akhir menuju dewasa awal. Mereka biasanya mulai mengaktualisasi diri namun butuh apresiasi. Ketika menghadapi remaja usia ini orang di sekitarnya harus lebih respek dan penghargaan atas apa yang ia lakukan," terang Efnie saat dihubungi Health-Liputan6.com pada Selasa (1/9/2015).

Lebih lanjut, Efnie menjelaskan anak usia 17 tahun merupakan remaja akhir, tetapi secara hormonal masih belum stabil.

Untuk menghadapi karakter anak usia ini, perempuan yang juga aktif melakukan riset ini menyarankan kepada orangtua agar bisa menjadi teman berbagi yang selalu ada namun juga harus menghormati dan respek pada mereka.

"Misalnya menghargai prestasi mereka atau karya-karya bahkan prinsip mereka," terang Efnie.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya