Liputan6.com, Jakarta Demi melindungi si kecil, orangtua bisa melakukan segalanya. Namun tahukah Anda, sejumlah penelitian menemukan, gaya pengasuhan posesif tersebut dapat membuat anak mudah sakit dan bodoh.
Dalam buku How to Raise an Adult: Break Free of the Overparenting Trap and Prepare Your Kid for Success oleh Stanford Dean dan Julie Lythcott-Haims bahkan dituliskan bagaimana anak yang kurang mendapat kebebasan dari orangtuanya lebih sering menjadi korban bully di sekolah ataupun lingkungannya.
Baca Juga
Yang mengejutkan, laman Yourtango melaporkan, anak-anak yang memiliki orangtua serba melarang cenderung mengembangkan masalah kesehatan jiwa.
Advertisement
Profesor di bidang ilmu pendidikan usia dini dari Queen Maud University College di Trondheim, Norwegia, Ellen Sandseter mengatakan, anak-anak yang terlalu mendapat pengawasan orangtua sebelum usia sembilan tahun cenderung memiliki kecemasan dan pembuat onar saat dewasa. Demikian juga anak-anak yang jatuh dan luka pada usia 5-9 tahun, bisa takut ketinggian hingga dewasa.
"Ini kemunduran bagi anak-anak, mereka akan sulit percaya diri nantinya," katanya.
Tak hanya itu, orangtua yang tidak ingin anaknya sakit karena alergi pun tidak perlu berlebihan menjaga anaknya. Data jurnal Alergi dan Imunologi di Amerika mencatat, anak-anak yang tinggal di rumah yang terlalu bersih justru lebih mudah alergi dan asma.
"Orangtua mungkin berpikir anaknya harus sehat sehingga mereka terlalu overprotective menjaga mereka dari paparan kotoran, debu, jamur, tanaman dan hewan. Tapi nyatanya, kotoran adalah bagian dari pengembangan sistem kekebalan tubuh anak. Ketika Anda menciptakan lingkungan yang steril untuk anak-anak, maka Anda menginginkan anak menjadi lebih mudah sakit," pungkasnya.