Liputan6.com, Jakarta Para ilmuwan di Universitas Cardiff dan Cambridge mengembangkan sebuah metode acak dalam bentuk gambar hitam putih, untuk menunjukkan bagaimana halusinasi muncul.
Seperti diberitakan Dailymail, Selasa (13/10/2015), kemampuan melihat gambar ini bisa menjelaskan alasan orang bisa berhalusinasi, yang sering dikaitkan dengan gangguan psikotik.
Advertisement
"Beberapa orang dengan penyakit mental mengalami psikosis, kadang-kadang menakutkan karena tidak bisa melihat, merasakan atau mencium realitas atau disebut halusinasi," kata peneliti.
Kendati demikian, menurut Dr Christoph Teufel dari Sekolah Psikologi di Universitas Cardiff, hampir semua manusia bisa mengalami halusinasi ringan. Sebab dengan berpikir kita bisa melihat, mendengar atau merasakan sesuatu yang tidak benar-benar ada.
"Normalnya, untuk memahami lingkungan, kita perlu informasi. Dan saat informasi sudah kita dapatkan, tinggal kita gabungkan dengan fakta sehingga otak dapat memahami situasinya. Namun penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal PNAS ini, menunjukkan orang dengan tanda-tanda awal psikosis memiliki kemampuan menebaknya dengan sangat baik," ujarnya.
Naresh Subramaniam dari Departemen Psikiatri di University of Cambridge menjelaskan, temuan ini menunjukkan, munculnya gejala utama dari penyakit mental dapat dipahami karena adanya ketidakseimbangan dalam fungsi otak normal.
Profesor Paul Fletcher dari Departemen Psikiatri di University of Cambridge menambahkan, pengalaman persepsi pada orang dengan penyakit mental seperti imajinasi tidak berarti terbatas.