Vaksin Malaria Bisa Sembuhkan Tumor Ganas?

Malaria adalah penyakit yang ditularkan melalui darah yang disebabkan oleh parasit plasmodium.

oleh Risa Kosasih diperbarui 27 Okt 2015, 12:30 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2015, 12:30 WIB
Malaria vs cancer
Penelitian di Denmark untuk menciptakan vaksin malaria baru malah mengungkapkan rahasia yang berpotensi untuk pengobatan kanker. (University of Copenhagen)

Liputan6.com, California - Malaria adalah penyakit yang ditularkan melalui darah yang disebabkan oleh parasit plasmodium. Sekelompok ilmuan Denmark baru-baru ini tak sengaja menemukan hasil bahwa vaksin malaria berpotensi memiliki efek samping terhadap tumor ganas.

Malaria menyebar melalui manusia oleh gigitan nyamuk dan menurut Organisasi Dana Perkembangan Anak-anak Internasional PBB (UNICEF), wabah ini membunuh satu juta orang setiap tahun. Malaria sangat berbahaya bagi ibu hamil karena sebagai parasit dapat menyerang plasenta (ari-ari), yang kemudian membuat kehidupan calon anak terancam.

Dikutip dari medicaldaily.com, Selasa (27/10/2015), dalam upaya mereka mencegah infeksi tertentu, para ilmuwan dari University of Denmark membuat pengamatan yang luar biasa. Mereka menemukan karakteristik serupa antara tumor dan plasenta, dan kemudian menguji teknik malaria yang menyerang dan menghancurkan plasenta.

"Plasenta adalah organ, yang dalam beberapa bulan tumbuh dari hanya beberapa sel ke organ seberat sekitar 2 pon, dan menyediakan embrio dengan oksigen dan makanan di lingkungan yang relatif asing. Dalam cara berkembang, tumor melakukan banyak hal yang sama, mereka tumbuh secara agresif di lingkungan yang relatif asing," kata penulis studi Ali Salanti dalam sebuah pernyataan.

Penelitian ini setidaknya butuh empat tahun sebelum diuji ke tubuh manusia, dan peneliti berharap hal ini adalah sebuah kemajuan yang signifikan dalam pengobatan kanker. Namun, karena protein yang mereka gunakan melekat pada karbohidrat yang hanya ditemukan di plasenta dan kanker tumor, karakteristik 'penyelamat hidup' ini akan membuat pengobatan terlalu berbahaya untuk wanita hamil.


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya