Liputan6.com, New York - Suatu tim kedokteran dari Langone Medical Center di New York University (NYU) telah berhasil menjalankan transplantasi wajah paling ambisius hingga saat ini.
Tranplantasi yang mencakup pemindahan kelopak mata, kulit wajah, telinga, dan struktur tulang tersembunyi itu dilakukan pada wajah sukarelawan pemadam kebakaran yang seluruh kepalanya terbakar ketika sedang menjalankan tugas pemadaman kebakaran di negara bagian Mississippi.
Advertisement
Pada 15 Agustus 2015, Patrick Hardison menjalani bedah selama 26 jam di Langone Medical Center di kota New York. Para ahli bedah menempelkan kulit kepala, wajah, dan leher dari David Rodebaugh (26), pekerja pengirim pesan bersepeda yang dinyatakan wafat otaknya (brain dead) setelah mengalami suatu kecelakaan.
Advertisement
Dilansir dari Los Angeles Times pada Rabu (18/11/2015), Eduardo Rodriguez, ahli bedah plastik NYU Langone yang memimpin tim itu menyebutkan bahwa transplantasi yang sukses itu sebagai sesuatu yang ‘bersejarah’. Ia melaporkan bahwa 93 hari setelah pembedahan dilakukan, Hardison tidak menunjukkan tanda-tanda penolakan terhadap jaringan tubuh yang diberikan kepadanya.
Pria itu kemungkinan besar harus menerima obat anti-penolakan seumur hidupnya, namun ia sudah bisa mengurangi jumlah obat yang diterimanya, kata Rodriguez.
Hardison, seorang suami dengan 4 orang anak, menjalani hidup dengan wajah yang sangat cacat sejak 5 September 2001 ketika ia memasuki suatu rumah yang terbakar karena mencari seorang wanita yang belum ditemukan. Atap rumah itu runtuh dan masker pelindungnya meleleh di mukanya.
Dalam suatu video yang tayang pada Senin lalu, istri dan anak-anak Hardison terlihat menyapanya untuk pertama kalinya setelah pembedahan dilakukan. Dua anaknya yang masih kecil tidak pernah mengenal ayah selain daripada seorang pria yang, kalau pergi ke luar rumah, menutupi lukanya dengan telinga-telinga palsu, kacamata gelap dan topi baseball.
Hardison baru-baru ini berbelanja baju di suatu pertokoan di kota New York dan menikmati roti lapis Yunani di luar bangsalnya bersama dengan seorang teman. Dokter Rodriguez melaporkan bahwa sang pasien bahagia karena tidak sampai menarik perhatian dalam dua kejadian tersebut.
Walaupun ada ‘luka bathin’ yang menghantui pasien dengan wajah cacat demikian, kata Roriguez, “Ia baik-baik saja hari ini.”
Helen Irving, presiden dan CEO untuk Live On New York—suatu organisasi yang memudahkan pencarian dan pemindahan jaringan tubuh untuk keperluan transplantasi—pada Senin lalu juga memuji keluarga David Rodebaugh, sang donor jaringan tubuh.
Rodebaugh disebutkan sebagai seorang yang “bersemangat bebas”, perancang landasan taman-taman seluncur, dan “seorang pesepeda BMX yang mumpuni.” Dengan tampilan tinggi dan atletis, pemuda itu adalah “Seorang raksasa yang lembut hati” dan ingin menjadi seorang anggota pemadam kebakaran.
Ketika ibunda Rodebaugh melihat Hardison dengan wajah transplantasi putranya, Irving mengatakan bahwa sang ibu, “Terdiam, termenung, menghela nafas, dan meminta izin untuk menghubungi kembali. “
Ketika sang ibu menghubungi kembali, sang ibu mengatakan, “Kamu benar. Patrick tampan sekali. David lahir sebagai suatu mujizat. Mujizatnya akan terus berlanjut.”
Dokter Rodriguez mengatakan bahwa dalam 6 bulan ke depan kemampuan bicara Hardison akan pulih secara dramatis. Di Januari atau Februari, pasien itu akan kembali ke ruang bedah supaya para dokter dapat menyesuaikan atau membuang jaringan yang berlebih di sekitar mata dan mulut untuk memperbaiki gerakan dan penampilan jasmani.
Menurut sang dokter, sebelum ini baru ada satu transplantasi sebesar itu yang pernah dicoba. Upaya itu berlangsung di Paris sekitar 10 tahun lalu, namun sang pasien meninggal karena komplikasi.
“Ini bukanlah pembedahan bagi semua orang. Hanya untuk pribadi-pribadi yang berani,” kata sang dokter.
Keberhasilan bedah yang dilatih mendalam itu menunjukkan bahwa struktur yang ringkih semisal kelopak mata dapat dipindahkan seluruhnya dan bahwa jaringan yang lebih luas—termasuk jaringan syaraf dan pembuluh-pembuluh darah di bawahnya—dapat dibedahkan kepada sang penerima tanpa kehilangan jaringan yang disebabkan kekurangan sirkulasi.
Lebih jauh lagi, Rodriguez mengatakan hal ini akan dapat dilakukan dengan lebih aman lagi di masa depan.
Sejumlah pasien untuk bisa mendapat bedah jenis ini misalnya tentara yang cacat karena situasi pertempuran, katanya. Progam yang memungkinkan tranplantasi ini didanai oleh Departemen Pertahanan AS. (Alx)