Liputan6.com, Jakarta Pernikahan pada dasarnya merupakan komitmen dalam suatu hubungan. Namun bila ekspekstasi pada satu individu terlalu tinggi maka dia akan merasa kecewa dan stres. Dan tentu, hubungan seperti ini akan membuat keduanya tidak nyaman.
Lantas, seperti apa hubungan sehat dalam rumah tangga? menurut dr. Safyuni Naswati, Sp KJ dari RS Soeharto Heerdjan, hubungan sehat dalam pernikahan itu tergantung bagaimana individu memerankannya. Misalnya, sebagai istri dia harus bisa berperan sebagai istri, ibu, kakak atau adik bagi suaminya. Sehingga ketika ada masalah, bisa memilih cara terbaik untuk menyelesaikannya.
Advertisement
Baca Juga
"Dalam tubuh kita ini juga pada umumnya ada 3 peran, adult, parent dan child. Jadi kita harus tahu betul kapan kita berperan sebagai anak-anak, orangtua dan dewasa yang bijak," kata dokter yang berpraktik di RS Pelni ini pada wartawan saat mengunjungi kantor Redaksi Liputan6.com, Jumat (27/11/2015).
Advertisement
Baca Juga
Safyuni mengatakan, ketika ketiga peran itu seimbang maka bisa dibilang dia memiliki hubungan yang sehat. Sayangnya, beberapa orang justru dominan di salah satu ketiga peran tersebut semisal ada orang yang dominan parent-nya sehingga terkesan posesif. Ada pula yang terlalu dewasa sehingga terkesan sok bijaksana dan ada yang kekanak-kanakan sehingga maunya dituntun.Â
"Hubungan pernikahan itu seperti game saat berhubungan sosial. Kita yang bisa bawa atau kita yang terbawa. Semua harus seimbang agar terhindar dari gangguan jiwa," pungkasnya.