Umbar Kebencian, Boneka Donald Trump Dipenggal di Restoran Ini

Sebuah restoran Meksiko menawarkan kesempatan pengunjungnya untuk memenggal kepala boneka Donald Trump.

oleh Risa Kosasih diperbarui 14 Des 2015, 15:00 WIB
Diterbitkan 14 Des 2015, 15:00 WIB
Donald Trump
Foto: The Richest

Liputan6.com, Portland - Sebuah restoran Meksiko menawarkan kesempatan bagi pengunjungnya untuk memenggal kepala boneka Donald Trump, kandidat Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik. Hal ini menjadi salah satu respons masyarakat terkait kampanye Trump yang mengatakan orang Meksiko yang masuk negaranya punya banyak masalah.

Dikutip dari portal Daily Star pada Senin (14/12/2015) siang, restoran baru El Diablito di Portland, Oregon, menyediakan piñata, permainan tradisional Meksiko. Pada dasarnya piñata masa kini adalah wadah yang terbuat dari kertas kuat yang dalamnya dimasukkan benda-benda berukuran kecil seperti permen dan mainan. Wadah ini akan pecah dan isinya berceceran jika dipukul kuat-kuat dengan pentungan.

Piñata berbentuk patung Donald Trump ini diletakkan di sebuah sudut restoran lengkap dengan ekspresi marah sambil mengacungkan jari tengah.

Trump memulai kampanyenya untuk menjadi kandidat presiden pada bulan Juni silam. Dia memantik kemarahan warga Amerika keturunan Latin, yang disebut hispanic, karena mengatakan negaranya telah jadi tempat pembuangan masalah bagi orang lain.

"Ketika Meksiko mengirim orang-orangnya, mereka tak mengirimkan yang terbaik. Mereka tak mengirimkan Anda. Mereka mengirim orang yang punya banyak masalah dan mereka membawa masalah-masalah itu pada kita," tutur Trump, dikutip dari Daily Star.

"Mereka membawa narkoba, mereka membawa kejahatan. Mereka pemerkosa dan beberapa, saya berasumsi, adalah orang-orang baik," tuturnya. Tentu pernyataannya ini menuai banyak kecaman. Sayangnya, jutawan ini menolak untuk meminta maaf.

"Anda membawa kebencian dan kami tidak ingin Anda jadi presiden," tutur seorang wanita sebelum mengayunkan pukulan ke piñata berbentuk Trump itu.**

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya