Liputan6.com, Jakarta Kanker paru-paru merupakan satu dari sekian banyak dampak buruk dari kebiasaan merokok. Di samping itu Departemen Kesehatan pun menyatakan merokok meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung dan pembuluh darah. Meski begitu konsumsi rokok pada masyarakat Indonesia dilihat secara kasat mata masih tinggi.
Jika kita menengok ke negara tetangga Australia, untuk bisa menurunkan konsumsi rokok pada masyarakatnya juga memerlukan banyak usaha. Melakukan kombinasi dari banyak hal dilakukan Australia guna menurunkan konsumsi rokok warganya seperti diungkap dokter spesialis paru-paru sekaligus profesor bidang medisUniversity ofWestern Australia, BruceRobinson.
Baca Juga
"Membuat rokok harganya mahal itu pertama. Lalu diikuti dengan pemberhentian iklan (rokok) itu lankah selanjutnya," terang Robinson saat wawancara khusus bersama Liputan6.com ditulis Jumat (18/3/2016).
Advertisement
Belum selesai sampai di situ, Robinson menjelaskan kembali di Australia pihak pemerintah mengajak olahragawan maupun selebriti untuk menyarankan anak-anak bahwa merokok itu bukanlah hal keren.
"Lewat hal ini anak-anak berpikir bahwa merokok bukanlah hal keren tapi tidak keren," terangnya lagi.
Berbagai usaha tersebut membuat penurunan drastis perokok di negara Kanguru ini. Robinson mengatakan dalam 20 tahun terakhir terjadi penurunan perokok dari 80 persen menjadi 18 persen.