Liputan6.com, Jakarta Remaja rentan suka berontak, tidak taat, dan tidak takut melanggar aturan yang berlaku bila ia memiliki orangtua yang kerap depresi.
Menurut penelitian dari University of Illinois di Urbana-Champaign, depresi orangtua memiliki kontribusi terhadap aktivitas otak remaja yang berkaitan dengan pengambilan risiko.
Baca Juga
Baca Juga
Penelitian yang diterbitkan ke dalam jurnal Social Cognitive and Affective Neuroscience menganalisa 23 remaja berusia 15 sampai 16 dengan menguji kognitif mereka selama 18 bulan.
Advertisement
Tim juga mengumpulkan data dari orangtua guna mengukur sebesar apa tingkat depresi mereka. Dan juga mengumpulkan informasi mengenai perilaku melanggar aturan di diri remaja, seperti menyelinap keluar tanpa izin atau penyalahgunaan zat-zat terlarang.
Temuan menunjukkan, remaja yang orangtuanya memiliki gejala depresi yang lebih besar mengalami peningkatan untuk mengambil risiko selama penelitian.
"Segeralah cari bantuan agar remaja dapat mengatur emosi negatif mereka," kata penulis studi, Yang Qu Telzer dikutip dari Times of India, Jumat (13/5/2016)