Cairan Vagina Tak Hanya Keluar Saat Orgasme?

Wanita perlu mengetahui seperti apa dan bagaimana cairan vagina mereka.

oleh Bella Jufita Putri diperbarui 29 Jun 2016, 19:00 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2016, 19:00 WIB
Selain Keputihan, Kenali Gangguan pada Vagina Lainnya: Vaginismus
Permasalahan pada vagina bukan cuma keputihan, kenali Vaginismus

Liputan6.com, Jakarta Saat wanita melakukan aktivitas seks dan memasuki masa ovulasi, sering kali cairan di vagina akan meningkat. Tetapi keluarnya cairan pada vagina tak hanya terjadi akibat dua faktor itu saja.

Wanita harus memperhatikan secara maksimal atas cairan vagina mereka. Sebab seperti keputihan yang berbentuk cairan juga dapat menyebabkan masalah kesehatan pada organ intim wanita.

Melansir laman Gurl, ditulis Rabu (29/06/2016), beberapa wanita masih tidak merasa nyaman untuk membicarakannya. Namun wanita merasa penting untuk mengetahui apa yang menyebabkan cairan di vagina berproduksi berlebih, serta masalah cairan vagina lainnya.

1. Vaginal fluid VS vaginal discharge

Dr. Leah Millheiser seorang Gynecologist menjelaskan bahwa vaginal fluid atau cairan vagina yang keluar saat wanita berovulasi atau saat memiliki ketertarikan seksual dengan vagina discharge (keputihan) tidak ada bedanya.

Hanya saja discharge adalah istilah yang lebih disukai di kalangan medis. Sedangkan di telinga orang awam kata tersebut sulit untuk dipahami atau jarang digunakan.

2. Dari mana asalnya?

Dr. Millheiser menyatakan bahwa cairan vagina adalah hasil dari darah yang mengalir melalui pembuluh-pembuluh di vagina. Lapisan tipis yang melapisi dinding vagina memiliki cairan sehingga mereka keluar dari vagina dalam bentuk yang banyak.

3. Penyebab cairan berproduksi

Cairan vagina berproduksi karena dua alasan utama yaitu :

1. Bertindak sebagai pelumas saat berhubungan seks untuk membuat hal-hal yang nyaman.

2. Untuk menghentikan dinding vagina yang saling menempel. 

4. Berapa banyak jumlahnya?

"Setiap wanita tidak ada yang memperhatikan persis berapa banyak cairan vagina mereka yang keluar," kata Dr Millheiser. Namun kemungkinan setiap wanita menghasilkan sekitar satu sendok makan bahkan lebih dari itu, per harinya.

Dr. Candice Daneshvar, seorang obstetrician-gynecologist di Beverly Hills, menambahkan bahwa setiap wanita memiliki siklus menstruasi yang berbeda sehingga cairan vagina yang ada tergantung dengan hal tersebut.

5. Warna dari cairan vagina

Jika perubahan warna dan adanya cairan yang keluar, hal tersebut belum tentu pertanda buruk. Sebab cairan vagina bersifat hormonal.

6. Cairan vagina berguna untuk pelumas

Tak hanya pria yang dapat merasakan ejakulasi atau orgasme, wanita pun juga merasakannya. Terlebih saat berhubungan seks, wanita akan mengeluarkan cairan yang bertindak sebagai pelumas alami. Namun, ejakulasi wanita berbeda.

Cairan dapat keluar selama orgasme, juga dapat berjumlah sedikit dan banyak.

 

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya