Liputan6.com, Jakarta Zaman sekarang, banyak orang yang mengurangi konsumsi karbohidrat dengan alasan diet rendah gula dan menurunkan berat badan. Padahal, karbohidrat juga dibutuhkan tubuh untuk metabolisme dan merupakan sumber energi utama tubuh.
Jika Anda mengurangi kebutuhan karbohidrat pada tubuh Anda, akan berakibat kram otot, tingkat energi yang rendah, kelelahan, kurangnya fungsi mental, mual, sembelit dan murung, kata pakar diet dan founder of The Food Effect, Dr Braude, Dr. Michelle Braude.
Memang banyak artikel yang mengungkapkan, jika kelebihan konsumsi karbohidrat dapat berdampak kegemukan atau diabetes pada konsumennya. Tapi sebenarnya Anda tidak perlu repot mengurangi konsumsi karbohidrat. Anda cukup memilah jenis karbohidrat yang memiliki indeks glikemik yang rendah dan hindari karbohidrat yang tinggi indeks glikemiknya.
Advertisement
Indeks glikemik (GI) merupakan total kebutuhan karbohidrat pada masing-masing orang. Sehingga Anda tidak perlu mengurangi total kebutuhan karbohidrat bagi tubuh Anda.
Berikut daftar makanan jenis karbohidrat dari yang indeks glikemiknya terendah hingga tertinggi.
1. Makanan rendah GI
Kentang, Spaghetti, beras merah, Ubi, mie instan, roti gandum, Hummus, kue bolu, kacang-kacangan, buncis, kacang beku, kacang hijau, Tomat, Bawang, Apel.
2. Makanan medium GI
Croissant, roti putih, pita, gandum rye, Madu, kue serabi Bluberi, Es Krim, Mangga, Pisang, akar bit, beras Basmati, Cous cous, gnocchi, kentang kukus.
3. Makanan tinggi GI
Nasi putih instan, kentang goreng, kentang tumbuk, tapioka, gandum, nasi putih, Roti putih, Bagel, French baguette, Scones, kue beras, Parsnips, Labu, Semangka, kurma.
Glukosa menyediakan energi instan tetapi jika tidak dibakar habis oleh tubuh. Itu sebabnya, banyak orang mengalami penambahan berat badan dan berpotensi masalah kesehatan lainnya karena kelebihan karbohidrat.
Konsumsi karbohidrat kompleks, yang meliputi beras merah, ubi jalar, gandum yang digiling dan roti gandum dapat memperlambat dan menjaga tingkat energi kita tetap tinggi untuk waktu yang lebih lama.
Tapi ingat, ketika Anda makan karbohidrat lagi dan bahkan lebih dari normal, kemampuan seluruh tubuh Anda untuk membakar karbohidrat telah melambat. Sehingga tubuh Anda harus membiasakannya lagi.
Â
***Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.