Pakai Racun Tikus, Atlet Angkat Besi Kehilangan Medali Perunggu

Izzat Artykov, atlet angkat besi yang tampil di Olimpiade Rio de Janeiro, menjadi atlet Kirgistan pertama yang meraih medali.

oleh Meiristica Nurul diperbarui 19 Agu 2016, 10:30 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2016, 10:30 WIB
Izzat Artykov, atlet angkat besi dari Kirgistan diketahui memakai doping di Olimpiade 2016 (Foto: Mirror.co.uk)
Izzat Artykov, atlet angkat besi dari Kirgistan diketahui memakai doping di Olimpiade 2016 (Foto: Mirror.co.uk)

Liputan6.com, Rio de Janeiro - Izzat Artykov, atlet angkat besi yang tampil di Olimpiade Rio de Janeiro, menjadi atlet asal Kirgistan pertama yang meraih medali. Sayangnya, semua itu kini tinggal mimpi.

Lantaran, Artykov yang berada di kategori 69 kg diragukan kredibilitasnya. Dan terbukti, atlet berusia 22 tahun ini memakai doping strychnine dalam dosis tinggi, dilansir laman Theguardian, Jumat (19/8/2016).

Strychnine adalah alkaloid yang sangat beracun, biasanya digunakan sebagai pestisida untuk membunuh tikus. Bila tertelan, racun tersebut menyebabkan kejang otot sebelum kematian melalui asfiksia.

Izzat Artykov, atlet angkat besi dari Kirgistan diketahui memakai doping di Olimpiade 2016 (Foto: The Guardian.com)

Namun jika dipakai dalam dosis kecil bisa menjadi penambah kinerja atletik, dan stimulan rekreasi. Dan doping ini sudah dipakai sejak akhir abad 19, namun mulai menyebar luas pada awal Tour de France. Badan Anti-Doping Dunia pun melarang zat tersebut digunakan.

Kegagalan Izzat Artykov membuat International Weightlifting Federation (IWF) akan memberikan medali tersebut kepada Luis Javier Mosquera asal Kolombia.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya