Liputan6.com, Jakarta Meski sejumlah penelitian menemukan manfaat tidur siang seperti membuat ingatan lebih tajam, meningkatkan mood hingga membuat tubuh lebih bugar. Namun, tidur siang selama satu jam sehari meningkatkan 45 persen risiko diabetes tipe 2.
Menurut Dr Yamada Tomahide dari University of Tokyo, temuan ini telah dipresentasikan pada konferensi diabetes terbesar di dunia.
Baca Juga
"Tidur itu komponen kunci hidup sehat, bersama dengan diet yang baik dan olahraga. Namun beberapa orang tidak cukup tidur di malam hari sehingga mereka tidur siang. Inilah yang banyak terjadi di seluruh dunia," kata Tomahide, seperti dilansir Mirror, Jumat (16/9/2016).
Advertisement
Tidur siang umumnya singkat, kata Tomahide. Tetapi dapat berkisar dari beberapa menit sampai beberapa jam.
Dalam studinya, tim kemudian menganalisis 307.237 orang dari seluruh dunia dan melihat 21 studi sebelumnya. Mereka lalu melihat hubungan antara tidur siang dan risiko penyakit metabolik.
"Secara signifikan, risiko diabetes tipe 2 meningkat dibandingkan orang yang tidak tidur siang," ujarnya. Sebaliknya, tidur siang kurang dari 60 menit tidak mempengaruhi metabolik.Â
Kendati demikian, timnya tidak menemukan mengapa tidur siang yang panjang dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Mereka berencana untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
Diabetes tipe 2 terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan insulin yang cukup untuk berfungsi dengan baik, atau sel-sel tubuh tidak bereaksi terhadap insulin. Ini berarti glukosa tetap dalam darah dan tidak digunakan sebagai bahan bakar untuk energi. Penyakit ini cenderung terjadi pada orang yang obesitas dan seseorang diatas 50 tahun.Â
Tomahide menambahkan, jika Anda memiliki risiko diabetes tipe 2, baik karena riwayat keluarga atau gaya hidup, sebaiknya pertimbangkan tidur yang cukup, makan sehat, diet seimbang, turunkan berat badan, berhenti merokok dan berolahraga secara teratur.