Saat Stres, Kotoran Telinga Lebih Banyak dan Bau

Sama seperti keringat, produksi kotoran telinga lebih banyak saat seseorang stres. Selain itu ada tiga fakta lain tentang kotoran telinga.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 21 Sep 2016, 08:00 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2016, 08:00 WIB
Tato Telinga
Tren Tato Telinga. Sumber : cosmopolitan.com.

Liputan6.com, New York- Seperti keringat yang bisa bau akibat stres, produksi cairan di telinga juga bisa lebih banyak dan menimbulkan bau.

Menurut American Speech-Language-Hearing Association, hal ini disebabkan oleh kelenjar apokrin yang membantu mengeluarkan kotoran telinga atau serumen. Kelenjar inilah yang bertanggung jawab menyebabkan bau pada telinga.

Hal tersebut merupakan satu dari aneka fakta mengenai kotoran telinga. Selain itu, masih ada beberapa fakta menarik lain mengenai kotoran telinga seperti dikutip laman Huffington Post, Selasa (20/9/2016).

1. Kotoran telinga menjaga telinga dari rasa gatal

Kotoran telinga berperan melumasi telinga seperti diungkap Penn Medicine sehingga berperan menjaga telinga kering dan gatal.

2. Menjaga telinga bagian dalam tetap bersih

Kotoran telinga berperan penting mencegah sel-sel kulit mati, debu, dan kotoran masuk lebih dalam. Lalu, lama kelamaan kotoran telinga pun akan keluar dengan sendirinya lewat gerakan menggerakkan rahang seperti saat berbicara dan mengunyah.

3. Ada dua jenis kotoran telinga

Ada kotoran telinga jenis kering dan basah hal ini terkait dengan nenek moyang kita. Peneliti dari Monell Center mengungkap keturunan Kaukasia dan Afrika memiliki tipe kotoran telinga basah, sementara Asia Timur akan lebih berpeluang memiliki kotoran telinga yang kering dan berserpih dalam telinga mereka.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya