Liputan6.com, Jakarta Alergi terhadap seks rentan dialami oleh perempuan yang alergi air mani suami sendiri. Perempuan yang memiliki respons alergi sangat kuat terhadap air mani memang dianjurkan untuk tidak sembarangan melakukan hubungan seksual karena takut menderita gatal-gatal, rasa seperti terbakar, dan terjadi pembengkakan pada bagian genital.
David J Resnick MD dari New York Presbyterian Hospital divisi alergi mengatakan untuk kasus yang sangat parah, perempuan yang alergi air mani tak jarang mengalami kesulitan bernapas akibat gatal-gatal yang sangat hebat.
Baca Juga
Medio 2006 saat melakukan pertemuan tahunan American College of Allergy, Asthma, and Immunology di Philadelphia, David sempat menyinggung mengenai terapi desensitiasi yang diberikan dokter ke seorang pasien perempuan di Puerto Rico yang menderita alergi air mani. Dia begitu menderita karena setiap kali melampiaskan hasrat seksual ke suami tercinta, harus mengalami gatal-gatal di bagian genital.
Advertisement
Menurut David, ada dua jenis pengobatan yang dapat diberikan ke pasien yang alergi air mani, berupa suntikan yang mengandung air mani dari pasangan pasien itu sendiri dengan dosis yang sangat kecil atau menjalani satu teknik yang disebut intravaginal seminal graded challenge.
Dikutip dari situs WebMD, Selasa (8/11/2016), perawatan intravaginal seminal graded challenge mengharuskan dokter meningkatkan jumlah air mani milik pasangan ke dalam vagina pasien alergi air mani tersebut setiap 20 menit selama beberapa jam.
"Kedua perawatan ini mengharuskan perempuan yang alergi air mani itu dan sang suami berhubungan seks setidaknya dua sampai tiga kali seminggu," kata David.
David menjelaskan, kegagalan pengobatan alergi mani ini bisa terjadi apabila pasangan tersebut tidak sering berhubungan seks. Selama di bawah pengawasan dokter, jangan takut untuk berhubungan seksual meski alergi air mani.