Gegar Otak Bisa Sebabkan Bunuh Diri

Gegar otak bisa memiliki efek jangka panjang yang berujung depresi, dan kecenderungan bunuh diri.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 05 Des 2016, 18:00 WIB
Diterbitkan 05 Des 2016, 18:00 WIB
Ilustrasi Gegar Otak
Gegar otak mengakibatkan efek jangka pendek dan jangka panjang

Liputan6.com, Jakarta Jika Anda mengalami gegar otak, segera lakukan pemeriksaan ke dokter. Penyembuhan gegar memerlukan jangka waktu panjang bila tak lekas ditangani. Ketika Anda mengalami benturan keras di kepala, efek sakit kepala dan kebingungan akan dirasakan. Ada juga yang kehilangan memori dan tidak dapat mengingat peristiwa kecelakaan.

Efek gegar otak yang Anda rasakan dalam jangka pendek berupa kehilangan keseimbangan, dering di telinga, mual dan muntah, mudah lelah, serta penglihatan kabur.

Bagi anak-anak, efek jangka pendek sulit dikenali karena anak-anak tidak dapat menjelaskan secara rinci apa yang mereka rasakan.

Selain efek jangka pendek, Anda juga harus memperhatikan efek jangka panjang. Di antaranya sulit berkonsentrasi, ingatan bermasalah, mudah marah, terjadi perubahan kepribadian, peka terhadap cahaya dan suara, gangguan tidur, dan depresi.

Efek langka

Berdasarkan laman University of Utah Health Care, Senin (5/12/2016), efek jangka panjang dari gegar otak termasuk kasus langka.

Sekitar 20 persen orang menderita sindrom pasca-gegar otak. Mereka mengalami gejala tersebut selama enam minggu berturut-turut.

"Pada tingkat tertentu, gegar otak mengakibatkan cedera otak. Kami meneliti, benturan keras yang tampaknya kecil di kepala dapat menyebabkan depresi dan perubahan perilaku. Bahkan kami berpikir, beberapa kasus bunuh diri mungkin terkait dengan kerusakan otak akibat gegar otak," kata Gregory Hawryluk, ahli bedah saraf dan spesialis gegar otak di University of Utah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya