Pijatan Tangan Rubiah Sihir Pelanggan Spa Cokelat

Lewat keterampilan pijatan tangan, Rubiah, 41, pelanggan setia spa cokelat dibuat kagum.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 11 Des 2016, 06:00 WIB
Diterbitkan 11 Des 2016, 06:00 WIB
Rubiah. Terapis spa cokelat. Foto: Fitri Haryanti Harsono
Rubiah. Terapis spa cokelat. Foto: Fitri Haryanti Harsono

Liputan6.com, Jakarta Lewat keterampilan pijatan tangan, Rubiah, 41, pelanggan setia spa cokelat dibuat kagum. Pijatan tangan Rubiah mampu memanjakan pelanggan. Tak heran, para pelanggan seringkali meminta pijatan lebih lama.

Sosok keibuan dan penuh senyum terukir di bibirnya. Yayah, begitu panggilan akrab dirinya, mulai tertarik bekerja sebagai terapis spa cokelat sudah tiga tahun lamanya. Ia menangani seluruh layanan spa cokelat untuk pelanggan, seperti massage, lulur, dan berendam cokelat. Ia juga terampil melakukan creambath dan merias wajah.

Ditemui di tempa kerjanya, Chocolate Brown Spa di Jalan KH Abdullah Syafei No 8, Jakarta Selatan, Yayah tengah mempersiapkan perlengkapan spa untuk pelanggan. Ia pun menceritakan pengalaman saat pertama kali bekerja di spa cokelat.

"Dulu, saya kerja di salon lalu pindah ke sini. Saya dites untuk memijat, akhirnya lulus. Saya sudah jalan  tiga tahun kerja di sini. Jujur saja, sebelum masuk kerja di spa cokelat, saya tidak tahu menahu soal cokelat. Baru kenal cokelat ya pas kerja di sini," kata terapis kelahiran Lampung ini.

Bersentuhan dengan cokelat 

Diterima bekerja di spa cokelat, Yayah mulai membaca berbagai manfaat cokelat. Cokelat bukan hanya bermanfaat saat dikonsumsi saja, kandungan antioksidannya juga sangat baik bagi perawatan tubuh. Kulit tubuh akan halus, juga menutup pori-pori tubuh sehingga kelembapan tubuh tetap terjamin.

Spa cokelat akan melembutkan kulit (Ilustrasi: Haute Living)

"Kebanyakan pelanggan tanya, apa saja fungsi cokelat. Saya jelaskan fungsinya, kalau cokelat bikin kulit tidak kering dan tidak kusam. Kulit jadi lebih cerah. Ada yang nanya bisa memutihkan tidak? Saya jawab, bisa memutihkan kulit tapi tidak langsung putih," ujar Yayah sambil tertawa.

Untuk memutihkan kulit, pelanggan harus beberapa kali melakukan spa cokelat. Misal, dua atau tiga kali seminggu. Waktu yang dibutuhkan juga lama. Meski butuh waktu memutihkan kulit, pelanggan tetap merasakan manfaat cokelat. Wangi cokelat yang alami membuat betah berlama-lama dengan cokelat.

"Pelanggan bilang, 'Enak ya wangi cokelat banget. Jadi ingin enggak mandi. Ini gimana caranya biar awet dan tahan sampai seminggu?' Saya kasih jawaban, kalau wangi cokelat sendiri langsung hilang, enggak bisa bertahan lama. Tapi khasiat lembut di kulit bakal bertahan seminggu. Bisa juga enggak mandi, hanya bilas tanpa pakai sabun," jelasnya.

Cokelat untuk Pijat

Cokelat untuk pijat

Massage yang dilakukan melancarkan peredaran darah. Titik utama pijatan dari punggung dan kaki karena orang kantoran biasanya mengetik di meja, aliran darah di punggung kurang lancar. Pijatan di kaki agar menghilangkan pegal sehingga kaki bisa diluruskan dengan baik.

Cokelat hitam memang lebih pahit, namun lebih kaya antioksidan. Jika ingin tidak stres, maka makan dark cokelat adalah wajib hukumnya. (Istimewa)

"Kebanyakan minta dipijat di betis. Ada juga yang minta lebih banyak dipijat di kepala. Katanya biar pusing hilang. Untuk pelanggan wanita, pijatan di payudara juga dilakukan agar aliran darah di payudara lancar. Yang pasti seluruh tubuh pelanggan dipijat. Agar mereka relaks," ungkapnya.

Cokelat dinilai cocok buat massage. Salah satu keunggulan cokelat, yaitu cocok untuk semua jenis kulit. Pijatan dengan cokelat juga mampu membuat jerawat di wajah tidak bertambah. 

Pijatan dan pelayanan baik dari Yayah ini membuat pelanggan jatuh hati. Ia sangat senang tatkala pelanggan berkomentar pijatannya enak dan ingin dipijat terus olehnya.

"Saya pernah ketemu pelanggan ibu-ibu di jalan. Dia nanya, 'Mbak Yayah, saya pengen dipijat dong. Kapan ada waktu di spa? Saya takut kalau ke sana tapi tidak bertemu Mbak Yayah.' Enggak nyangka juga ternyata saya dicari. Saya ada tiap hari, kecuali hari Sabtu. Sabtu libur. Ya, lumayan berarti pijatan saya disukai pelanggan," ujar Yayah terharu tapi wajahnya berseri-seri senang.

Tidak tamat sekolah

Perjuangan Yayah menggeluti dunia spa cokelat sangat panjang. Jika terapis lain mengenyam pendidikan tinggi, Yayah tidak tamat SMP karena keterbatasan dana orangtua. Sejak berusia 13 tahun, ia diajak bekerja dengan teman-teman ke Jakarta. Hidup di perantauan, pekerjaan pertama Yayah, yaitu momong anak sebagai asisten rumah tangga.

Ia menceritakan mengurus anak tersebut dari lahir sampai anak itu berusia dua tahun. Nyonya yang menjadi majikannya sangat baik terhadap Yayah. Bahkan ia diajak ikut serta berlibur ke Singapura.

Seusai menikah, ia berhenti kerja. Kebaikan sang majikan tak terkira, ia dibelikan keperluan rumah tangga. Saat melihat anak Yayah sudah besar, sang majikan beserta keluarganya pindah ke Singapura.

"Saya kerja momong anak sekitar lima tahun lamanya. Dulu kerja, saya belum pernah disuruh majikan harus mengerjakan ini itu. Saya orangnya mengerti masalah kerja. Dan paling enggak suka disuruh," tuturnya.

Yayah membantu sang suami mencari nafkah demi mencukupi kebutuhan sehari-hari. Tapi profesi tukang bangunan yang dijalani sang suami kurang mencukupi. Bila Anda melihat Yayah, sorot matanya menampakkan semangat kerja keras. Akhirnya, Yayah diajak teman melamar ke salon meski ia ragu. 

"Kamu mimpi ya saya bisa kerja di salon? Waktu itu saya tanya begitu. Saya ikuti saja tes wawancara lalu disuruh creambath. Padahal, saya belum pernah creambath. Saya coba creambath. Lalu bos salon malah terkejut dan nanya, 'Mbak Yayah pernah kerja creambath di mana? Tangannya enak di kepala. Saya kaget juga," ungkapnya.

Di salon, ia juga diajari roller rambut dan merias. Ia begitu terharu saat dirinya berhasil merias pengantin. Airmata mengalir di pipinya. 

Belajar pijat

Belajar pijat

Di salon, tempatnya bekerja, ia tidak mempelajari pijat. Ia mempelajari pijat saat dites masuk ke spa cokelat, tempat bekerjanya sekarang. Ia diminta memijat.

"Pas disuruh lihat, saya keringat dingin. Rasanya seperti dulu saat saya pertama kali dites creambat di salon. Saya juga belum pernah memijat. Saya bersyukur dan dipuji kalau pijatan saya enak. Tangan saya enak. Bos salon spa yang ngomong begitu kan berarti saya lolos dan diterima di sini," kenangnya. 

Spa cokelat mulai dilirik kaum pria (Ilustrasi: Love Thyself Day Spa)

Yayah nyaris menangis. Dari remaja hingga sudah beranak dua, ibarat kata Yayah bekerja banting tulang sendiri dan pakai modal sendiri. Meskipun sudah menikah, ia tidak menggantungkan hidup sehari-hari pada sang suami. Hingga sekarang bekerja, Yayah juga kadang dipanggil pelanggan bila mereka tidak ada waktu ke spa.

"Tapi karena tenaga saya sudah full seharian di spa, lelah juga kalau harus memenuhi panggilan keluar. Jadi saya menyarankan mereka langsung datang ke spa," jelasnya.

Waktu libur di rumah, Yayah hanya menghabiskan waktu bersama anak-anak dan keluarga. Ia tidak melayani pelanggan saat hari libur. Ia merasa dua anaknya kasihan ditinggal seharian saat ia bekerja di spa.

Dari bekerja di salon sampai terapis di spa cokelat, Yayah sudah 10 tahun bekerja. Jauh dari kampung halaman memang sulit. Bila Yayah ada rezeki, ia baru bisa pulang ke kampung halamannya.

Buka usaha warkop

Hidup di Jakarta hanya sebatang kara tanpa keluarga dari orangtuanya sempat membuat ia ingin pulang ke kampung. Hal ini dikarenakan, ibu Yayah hanya sendirian tinggal di rumah. Namun, dua anaknya tidak memungkinkan untuk dibawa ke Lampung. Anaknya yang pertama kelas 1 SMK perhotelan dan bersiap tugas ke Bali.

Anaknya yang kedua berusia 12 tahun dan putus sekolah sejak kelas 2 SD. Ia tidak bisa membaca dan selalu kejang-kejang. Hasil pemeriksaan menyatakan, anak kedua menderita kelainan otak. Meski begitu, Yayah salut, sang anak sudah bisa disuruh melakukan pekerjaan ringan sehari-hari.

"Makanya saya dilema. Pengen pulang ke kampung tapi anak-anak tidak memungkinkan untuk diajak. Sebenarnya, saya juga ingin buka usaha warung kopi gitu, yang jual mi rebus. Buka warkopnya bisa di sini saja (di Jakarta)," tutur Yayah.

Buka usaha warkop menjadi rencana hidup di masa mendatang. Kini, Yayah masih fokus menjadi terapis di spa cokelat. Yang ada dipikiran Yayah, bagaimana cara ia memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Berkat cokelat, ia menghidupi anak dan suaminya.

Profil 

Nama : RUBIAH

Tempat/tanggal lahir: Nyukangharjo, 10 April 1975

Agama: Islam

Alamat: Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan

Riwayat Pekerjaan

1988-1993 Asisten rumah tangga

1999-2000 Salon Irma, Bukit Duri

2000-2003 Salon Neti, Tebet

2004-sekarang Chocolate Brown Spa

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya