Liputan6.com, Jakarta: Bahaya menghisap dan menghirup asap rokok sudah lumrah diketahui semua orang. Tahukah Anda, ternyata asap rokok yang menempel berbulan-bulan di karpet dan mebel memiliki tingkat bahaya yang lebih buruk?
Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan Hugo Destaillats menjelaskan, rokok yang terbakar akan mengeluarkan residu berupa asam nitrat. Kemudian, katanya, saat asap menguap di udara membentuk carcinogenic tobacco-specific nitrosamine (TSNA).
"TSNA masuk dalam kategori karsiogenik atau pemicu terjadinya kanker," tambah Destaillats.
Kebanyakan manusia menghirup residu lantaran zat tersebut ikut menempel pada pada debu, karpet, dan baju. Korban empuk yang paling rentan terhadap karsiogenik adalah perokok pasif, seperti bayi dan anak-anak.
"Meskipun kita membuka jendela dan menyalakan kipas angin agar asapnya tidak menempel di mebel, ternyata tidak terlalu membantu," kata Lara Gundel, rekan Destaillats. "Merokok di ruang terbuka pun bukan solusi, karena TSNA akan menempel dengan nyaman di baju dan kulit kita, serta orang-orang di sekitar kita."
Kedua peneliti itu semakin yakin dengan hipotesanya, setelah menemukan TSNA dengan level tinggi pada supir truk yang kebanyakan adalah perokok berat. Karena, TSNA menempel sangat banyak di ruang kemudi mereka.
Penelitian yang dilakukan di Lawrence Berkeley National Laboratory itu telah dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS). Ini merupakan penelitian pertama yang menganalisa residu rokok pada benda-benda di sekitar asap rokok.(AST/SHA/Prevention Indonesia).
Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan Hugo Destaillats menjelaskan, rokok yang terbakar akan mengeluarkan residu berupa asam nitrat. Kemudian, katanya, saat asap menguap di udara membentuk carcinogenic tobacco-specific nitrosamine (TSNA).
"TSNA masuk dalam kategori karsiogenik atau pemicu terjadinya kanker," tambah Destaillats.
Kebanyakan manusia menghirup residu lantaran zat tersebut ikut menempel pada pada debu, karpet, dan baju. Korban empuk yang paling rentan terhadap karsiogenik adalah perokok pasif, seperti bayi dan anak-anak.
"Meskipun kita membuka jendela dan menyalakan kipas angin agar asapnya tidak menempel di mebel, ternyata tidak terlalu membantu," kata Lara Gundel, rekan Destaillats. "Merokok di ruang terbuka pun bukan solusi, karena TSNA akan menempel dengan nyaman di baju dan kulit kita, serta orang-orang di sekitar kita."
Kedua peneliti itu semakin yakin dengan hipotesanya, setelah menemukan TSNA dengan level tinggi pada supir truk yang kebanyakan adalah perokok berat. Karena, TSNA menempel sangat banyak di ruang kemudi mereka.
Penelitian yang dilakukan di Lawrence Berkeley National Laboratory itu telah dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS). Ini merupakan penelitian pertama yang menganalisa residu rokok pada benda-benda di sekitar asap rokok.(AST/SHA/Prevention Indonesia).