Liputan6.com, Jakarta Pemberian metformin tidak berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan genggam tangan pada orang lanjut usia (lansia).Â
Baca Juga
Advertisement
Hal tersebut dikemukakan oleh dr Purwita Wijaya Laksmi, SpPD-K.Ger, FINASIM dalam disertasinya untuk meraih gelar doktor di Ruang Aula Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Salemba, Jakarta, Senin (27/2/2017).
Metformin adalah obat diabetes oral yang membantu mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes tipe 2.
"Temuan faktor metformin tidak pengaruhi kekuatan genggam tangan dikarenakan perubahan otot genggam tangan diketahui dari terapi hormon yang dapat meningkatkan massa otot, seperti latihan penguatan otot tangan," kata dr Purwita dalam disertasinya yang berjudul Pengaruh Metformin Terhadap Sindrom Frailty pada Pasien Usia Lanjut dengan Pre-Frail: Uji Klinis Acak Tersamar Ganda dengan Kajian pada Kualitas Hidup Terkait Kesehatan, Kekuatan Genggam Tangan, Kecepatan Berjalan, dan Konsentrasi Miostatim Serum.
Kontraksi otot yang terjadi lebih berupa aktivitas yang tiba-tiba dan tertentu, misal mengangkat atau menaruh barang.
Energi tersebut berasal dari adenosina trifosfat (ATP)--satuan molekul untuk pertukaran energi--dan kreatin fosfat--senyawa energi tinggi pada sel otot dengan metabolisme anaerob.
Metabolisme anaerob tidak memerlukan oksigen untuk memproduksi ATP.
Hasil penelitian menunjukkan, metformin juga tidak memengaruhi ATP dan kreatin fosfat. Selain itu, metformin tidak meningkatkan massa otot, sehingga tidak terjadi penambahan jumlah ATP dan kreatin fosfat.
Temuan yang dilakukan pada Maret 2015-Juni 2016 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta ini melibatkan 120 orang pre frail (nyaris renta) yang tidak menderita diabetes. Mereka diberikan metformin 3 x 500 mg selama 16 minggu. Penelitian ini merupakan uji klinis pertama di dunia yang membahas mengenai metformin dan lansia.