Perempuan Rentan Anemia, Bagaimana Mencegahnya?

Kehilangan darah tiap bulan akibat haid dan pola diet tidak tepat sehingga asupan gizi jadi tidak seimbang, membuat wanita rentan anemia.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 02 Apr 2017, 16:00 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2017, 16:00 WIB
Anemia
Supaya para perempuan atau ibu pekerja tidak mengalami anemia, hal paling utama yang harus diperhatikan adalah sarapan.

Liputan6.com, Jakarta Perempuan paling rentan mengalami anemia. Kehilangan darah setiap bulan akibat haid, ditambah pola diet yang tidak tepat sehingga asupan gizi jadi tidak seimbang, membuat kaum hawa kekurangan zat besi.

Kekurangan zat besi membuat kadar Hb (hemoglobin) dalam darah rendah. Padahal, kegunaan dari Hb membawa oksigen ke seluruh sel tubuh.

Supaya para perempuan atau ibu pekerja tidak mengalami anemia, hal paling utama yang harus diperhatikan adalah sarapan. "Biarpun cuma roti, tidak apa-apa. Nanti dikompletin agar menjadi gizi seimbang," kata DR dr Yustina Anie I MSc SpGK dalam acara senam Indonesia Bebas Anemia yang digagas PDGMI dan Merck Indonesia di Taman Mini Indonesia Indah, Minggu (2/4/2017)

Yustina Anie, Spesialis Gizi Klinik dari Rumah Sakit Wanita dan Anak St Carolus Gading Serpong, Tangerang, menerangkan bahwa seorang perempuan harus memerhatikan pola makan dengan gizi seimbang.

Semua sumber makanan tidak boleh ada yang dihilangkan. Termasuk karbohidrat, yang selama ini menjadi musuh perempuan karena dianggap bisa bikin gemuk.

"Gizi seimbang terdiri dari karbohidrat, protein, serat, lemak, vitamin, dan mineral. Dalam sehari harus komplet. Tidak bisa siang tidak makan sayur, malamnya baru makan sayur," katanya.

Asupan protein guna memenuhi zat besi seorang perempuan agar terhindar dari anemia tidak melulu harus berasal dari daging merah.

Bagi perempuan yang diketahui memiliki kolesterol tinggi, justru daging merah harus dihindari. "Sumber protein tidak hanya daging merah. Masih ada daging putih, dan ikan yang paling bagus," kata Yustina menekankan.

Dan, jangan lupa menyelipkan camilan sehat di jam-jam tertentu sebelum masuk makan besar. "Camilan buat yang sudah gemuk harus buah. Kalau berat badannya normal, satu biskuit saja cukup," kata dia menerangkan.

Selain pengaturan makanan yang tepat, olahraga juga harus diperhatikan. "Lakukan olahraga yang tepat, bukan olahraga yang berat," kata Dokter Spesialis Kesehatan Olahraga, Michael Triangto, menambahkan.

Bilamana dibutuhkan, kata Michael, boleh menambahnya dengan asupan suplemen. 

Senam Anemiaction diciptakan oleh dr Michael Triangto

Sebelum berolahraga, kita harus menentukan terlebih dulu tujuannya. Untuk prestasi, rekreasi, atau sehat. Pada orang normal, semestinya memilih untuk sehat.

"Kalau tujuannya untuk prestasi, harus sampai pegal, capai, berkeringat, lapar, dan pegal," kata Michael.

Dengan kata lain, olahraga berat hanya untuk atlet yang akan bertanding. Sedangkan orang normal seperti kita yang sehari-hari disibukkan dengan bekerja, tujuan dari berolahraga adalah untuk sehat.

Dari situ yang pada akhirnya menginspirasi Dr Michael untuk menciptakan senam Anemiaction, sebuah gerakan yang mengombinasikan sejumlah gerakan sederhana dan fokus pada beberapa bagian tubuh.

"Ada peregangan bawah, tengah, dan atas. Karakteristik dari senam ini adalah saat peregangan membentuk huruf A, N, E, M, I, A," katanya.

Menurut Michael, semua gerakan untuk senam Anemiaction bisa disesuaikan oleh pelakunya. "Contohnya, ada gerakan yang melibatkan lutut. Namun, pada saat ingin melakukannya, lututnya sedang cidera. Itu bisa dipakai atau dilakukan hati-hati," kata Michael menambahkan.

Michael pun menekan bahwa senam Anemiaction bukan untuk menyembuhkan anemia. Bagaimana juga, harus memerhatikan pola makan sehari-hari, dan bila dibutuhkan tambahkan suplemen.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya