Catat 7 Tanda Mengejutkan Demensia

Selain kanker, demensia jadi salah satu kondisi yang ditakutkan akhir-akhir ini.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 27 Apr 2017, 06:48 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2017, 06:48 WIB
Demensia
Orang yang jarang berolahraga berpotensi mengidap penyakit kelainan otak demensia.

Liputan6.com, Jakarta Selain kanker, demensia jadi salah satu kondisi yang ditakutkan akhir-akhir ini. Menurut laman WebMD, demensia adalah hilangnya keterampilan mental yang memengaruhi kehidupan sehari-hari dan menggangu kemampuan mengingat, berpikir, serta merencanakan sesuatu. Demensia disebabkan oleh perubahan atau rusaknya bagian otak akibat penyakit seperti alzheimer, stroke, tumor, cedera kepala, parkinson, dan lainnya.

"Banyak orang takut mengalami demensia, dan bila ingatan mereka selip, mereka bertanya-tanya apakah mulai mengalaminya," ujar Professor June Andrews, penulis Dementia: The One Stop Guide.

"Meski begitu, penelitian dan pengalaman menunjukkan bahwa gangguan ingatan tak selalu jadi tanda awal demensia," lanjutnya.

Meski belum tentu merupakan tanda awal demensia, beberapa gejala berikut tak ada salahnya untuk dicermati dan segera periksakan ke dokter bila mengalaminya, seperti dilansir dari laman Good Housekeeping, Kamis (27/4/2017):

1. Kesulitan menemukan kata

Setiap orang tentu pernah mengalami kesulitan menemukan kata yang tepat meski sepertinya sudah di ujung lidah. Ini biasa terjadi dan tak perlu dikhawatirkan. Namun, bila kondisi yang sama terus berulang, bisa jadi hal itu tanda awal demensia.

"Demensia bisa memengaruhi kapasitas bicara, sehingga menimbulkan tekanan," ujar Andrews.

Hal itu disebabkan kerusakan otak yang semakin parah. Anda kehilangan koneksi di otak yang membantu mengingat kata yang diinginkan.

2. Kesulitan merencanakan dan mengikuti instruksi

Bila Anda tiba-tiba kesulitan mengolah masakan berdasarkan resep masakan favorit atau melakukan permainan yang biasa dimainkan, waspada.

Demensia bisa memengaruhi fungsi eksekutif, kemampuan melakukan hal-hal yang biasa dilakukan. Bahkan kondisi lebih parahnya, Anda tak bisa mengingat bagaimana cara melakukan hal-hal tersebut atau urutan melakukannya.

"Ada banyak aktivitas harian yang kita lakukan secara otomatis (karena kebiasaan). Bila kehilangan fungsi eksekutif, Anda akan tahu bisa dan biasa melakukannya namun tak mampu melakukan rangkaiannya," jelas Andrews. 

 

Perubahan mood

3. Perubahan mood

Jika ada anggota keluarga yang tiba-tiba tampak depresi, menyendiri, atau bahkan menjadi agresif. Ini bisa jadi tanda demensia.

"Demensia frontotemporal yang memengaruhi bagian depan otak bisa meningkatkan serangan karena lobus frontal di otak merupakan lokasi hambatan tersebut berada," jelas Profesor Andrews.

4. Kesulitan tidur dan kelelahan

Durasi tidur yang berkurang seiring dengan bertambahnya usia merupakan hal yang wajar. Begitu pula terbangun di malam hari. Tapi biasanya kondisi ini semakin parah bila seseorang mengalami demensia.

"Setiap orang memiliki jam tubuh yang dipengaruhi oleh hormon melatonin. Hormon tersebut semakin berkurang ketika usia tua dan bahkan lebih susut lagi dengan adanya penyakit Alzheimer," ujar Andrews.

Tipe tertentu demensia seperti Lewy body dementia juga bisa menyebabkan perubahan fisik pada otak yang memicu mimpi buruk serta gangguan tidur.

5. Kesulitan mengemudi

Seseorang yang terbiasa mengemudikan mobil selama puluhan tahun akan otomatis bisa mengemudi. Tapi, individu yang demensia, mengalami kesulitan mengemudi secara tiba-tiba perlu diwaspadai.

"Mengemudi memerlukan keputusan cepat serta kepatuhan terhadap beberapa peraturan. Seseorang dengan demensia akan menjadi lambat mengambil keputusan dan lupa pada beberapa peraturan," jelas Profesor Andrews.

Seseorang dengan demensia bisa saja mengambil jalan yang salah atau bahkan tersesat ketika mengemudi. 

 

Selera makan berubah

6. Selera makan mungkin berubah

Dorongan mengudap makanan manis bukan hal normal bagi orang yang semakin tua. Tapi perubahan selera makan mungkin saja berkaitan dengan demensia.

"Demensia disebabkan oleh kerusakan otak dan perubahan pada persepsi sensori Anda, termasuk selera, semua itu tanda adanya kerusakan otak," ungkap Andrews.

Bahkan sebuah studi di Australia menemukan kaitan antara demensia frontotemporal dan peningkatan selera terhadap makanan manis.

7. Terjatuh dan kesulitan berjalan

Individu yang semakin tua akan mudah jatuh dan demensia semakin meningkatkan risiko Anda.

"Orang dengan demensia vaskular cenderung mengalami masalah kesadaran spasial sehigga risiko mereka terjatuh pun semakin tinggi," ucap Andrews.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Jurnal Neurology mempelajari kecepatan berjalan serta kondisi otak 128 orang berusia rata-rata 76. Mereka yang mengalami peningkatan protein beta amyloid di otak dan sering dikaitkan dengan demensia cenderung berjalan lambat.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya