Liputan6.com, Amerika Serikat Minum 29,5 ml minuman energi berkaitan dengan perubahan tekanan darah dan fungsi jantung yang berpotensi lebih berbahaya dibandingkan kafein saja. Ada lebih dari 500 produk minuman energi yang beredar di pasaran.
Baca Juga
Advertisement
Popularitas minuman energi meningkat seiring dengan kenaikan jumlah kunjungan ke rumah sakit dan kematian yang berhubungan dengan minuman energi.
Produsen dan penggemar produk minuman energi mengklaim, kandungan minuman energi termasuk aman seperti kafein. Namun, ada sedikit bukti yang menggugurkan klaim tersebut.
Dikutip dari Japan Today, Sabtu (6/5/2017), kafein dalam dosis yang mencapai 400 mg (sekitar lima cangkir kopi) dianggap aman Food and Drug Administration Amerika Serikat.
Minuman energi biasanya mengandung kafein dan beberapa bahan lain yang diteliti peneliti. Hasil temuan ini dimuat dalam Journal of the American Heart Association.
Untuk melihat efek yang terjadi antara minuman energi dan kafein. Peneliti membandingkan perubahan fisik pada sekelompok 18 pria dan wanita sehat usai minum minuman energi yang tersedia secara komersial.
Mereka juga diteliti setelah meminum ramuan lain dengan jumlah kafein yang sama (tanpa adanya bahan lainnya).
Â
Tekanan darah meningkat
Tekanan darah meningkat
Tekanan darah yang diukur menggunakan elektrokardiogram (sering disebut EKG atau EKG). Alat ini untuk mengukur aktivitas listrik jantung selama 24 jam setelah peserta mengonsumsi minuman.
Tekanan darah meningkat hampir 5 poin setelah minum minuman energi. Ukuran ini hanya beda tipis, di bawah 1 poin setelah minum minuman kafein. Tekanan darah juga tetap tinggi selama enam jam kemudian.
Perubahan ini sama sekali tidak mengkhawatirkan bagi individu sehat. Tapi pasien dengan kondisi jantung tertentu mungkin perlu berhati-hati dalam mengonsumsi minuman energi.
Studi yang lebih besar diperlukan untuk mengevaluasi keamanan bahan-bahan non-kafein yang terkandung dalam minuman energi.
Tak hanya terkait seputar kesehatan, minuman energi yang dipasarkan untuk remaja laki-laki akan mendorong perilaku berisiko, termasuk konsumsi yang cepat dan berlebihan.
Akibatnya, anak muda lebih banyak masuk ke ruang gawat darurat karena menenggak minuman energi.
Â
Advertisement