Tak Mandi Setahun, Apa yang Bakal Terjadi pada Tubuh?

Paling tidak ada lima kerugian yang akan Anda alami bila tidak mandi setahun.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 05 Mei 2017, 14:00 WIB
Diterbitkan 05 Mei 2017, 14:00 WIB
Tidak Mandi
Ada banyak masalah kesehatan yang timbul bila malas mandi.

Liputan6.com, Jakarta Umumnya masyarakat Indonesia mandi dua kali sehari. Namun, ada juga lo yang malas mandi hingga berhari-hari.

Lalu bagaimana dengan orang yang tidak mandi berbulan-bulan atau bahkan setahun? Bau badan sudah pasti, selain itu juga ada banyak masalah kesehatan yang timbul bila malas mandi.

Paling tidak ada lima kerugian yang akan Anda alami bila tidak mandi setahun. Mengutip Allure, Jumat (5/5/2017) berikut kerugiannya:

1. Bau badan

Tidak mandi seminggu saja aroma tubuh yang menyeruak sudah tak sedap, apalagi setahun.

"Jika tidak terlalu berkeringat serta tetap membasuh area-area tubuh tertentu, tidak terlalu merugikan kulit. Tapi yang pasti aroma tubuh jadi tidak sedap," kata dokter spesialis kulit dan kelamin asal New York, Amerika Serikat, Joshua Zeichner.

2. Sel kulit mati menumpuk

Dokter spesialis kuit dan kelamin asal New York, Amy Wechsler, mengatakan tidak mandi membuat sel kulit mati menumpuk. Lalu, lama kelamaan akan membuat penebalan lapisan kulit luar atau hiperkeratosis.

3. Tumbuh jamur di beberapa area tubuh

"Selain bau badan, akan ada pertumbuhan jamur dan bakteri berlebih. Seperti di pangkal paha, ketiak, pantat, dan kaki," kata Wechsler.

4. Rentan terkena infeksi

Kulit yang kotor dengan tumpukan minyak, keringat, dan debu bakal rentan terkena infeksi bila tergores. Saat kulit tergores lalu terluka, harus segera dibersihkan.

5. Ruam dan gatal

Sehari tidak mandi saja ada orang yang merasa risih dan gatal, apalagi setahun tak mandi.

"Secara umum, kulit yang tidak dibersihkan itu bisa membuat gatal karena pengelupasan sel-sel kulit terjadi secara terbatas. Selain itu bisa muncul juga ruam kemerahan di tubuh terutama di wajah, kulit kepala, dan dada," kata Elizabeth Tanzi dari Departemen Dermatologi George Washington University Medical Center, Amerika Serikat.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya