Liputan6.com, Jakarta Belakangan masyarakat semakin peduli terhadap kesehatan gigi. Bahkan, mereka bukan sekadar merawat agar sehat, melainkan juga menjaga penampilan gigi agar terlihat rapi dan indah. Sayangnya, beberapa perawatan gigi yang asal-asalan atau cuma untuk bergaya bisa berakibat fatal.
Menurut drg. Diono Susilo dari Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), masih banyak masyarakat awam yang latah untuk memasang kawat gigi atau behel untuk tujuan bergaya saja. Ditambah, pemasangan behel dilakukan oleh orang yang bukan tenaga profesional atau dokter gigi.
Baca Juga
"Khususnya masyarakat yang ekonominya bukan high level itu menganggap pakai kawat gigi tuh sesuatulah ya, dan mereka tidak sadar kalau bukan dipasang oleh tenaga profesional jadi bukan kecantikan tapi malah berantakan. Bahkan, fungsi giginya akan rusak," katanya saat ditemui usai Konferensi Pers IDEC di Hotel Atlet Century Park, Senayan, Rabu (26/7/2017).
Advertisement
Pernah beberapa kali Diono menerima pasien yang mengalami masalah gigi--seperti kesulitan mengunyah sampai tumor--karena memasang kawat gigi di tukang gigi. Padahal, menurut pria berkacamata ini, tukang gigi tidak berwenang untuk melakukan praktik tersebut.
"Tukang gigi itu yang dilegalkan hanya membuat gigi tiruan lepasan, hanya itu tok. Tidak pencabutan, tidak menanam gigi, apalagi masang bracket. Karena itu (kawat gigi) ada perhitungannya, ada ukurannya. Tadi yang maksudnya mau gengsi mau estetik malah berantakan," ujarnya.
Sebagai asosiasi yang menaungi seluruh dokter gigi di Indonesia, PDGI sendiri sudah melakukan upaya untuk menekan permasalahan ini. Diono mengatakan, PDGI sudah menginisiasi para dental suplier untuk tidak menjual bahan-bahan kepada yang bukan dokter gigi.