5 Perubahan Ketika si Pacar Sudah Sah Tidur Satu Kamar

Liputan6.com, Jakarta Anda mungkin tak menyangka, ada beberapa perubahan yang akan terjadi setelah menikah dengan si pacar atau kekasih pujaan hati. Terlebih jika Anda dan Dia sudah menjalin hubungan asmara dalam waktu yang sangat lama.

Dikutip dari The Health Site, Sabtu (26/8/2017), sebagian besar perubahan dapat membangun ikatan hubungan asmara yang lebih kuat.

Tim dalam keluarga

Setelah menikah, Anda dan pasangan adalah sebuah tim dalam keluarga. Sebagai istri atau suaminya, Anda akan memiliki tanggung jawab lebih tinggi lagi dalam mengambil keputusan.

Simak video menarik berikut ini:

Cinta memiliki definisi baru setelah Anda menikah. Hal ini membutuhkan banyak pemahaman dan adaptasi. Tinggal di bawah atap yang sama, membuat Anda akan lebih mengenal karakter pasangan. 

Pasangan pun demikian adanya. Setelah menikah, biasanya hubungan cinta yang terjalin akan semakin merekah. 

Setelah menikah, Anda akan mendapat lebih banyak seks sekaligus lebih banyak kesempatan untuk bereksplorasi. Tapi juga akan ada saat-saat ketika Anda akan kehilangan hasrat seksual, karena beberapa alasan.

Misalnya, stres karena pekerjaan yang menumpuk atau kerabat jauh datang dan numpang menginap. Pada kondisi tersebut, Anda juga akan belajar untuk tidak berkecil hati. Hal ini dikarenakan seks bukan semata-mata kebutuhan utama setelah menikah.

Akan tiba waktunya Anda harus berdiskusi panjang kali lebar soal rumah tangga. Misalnya, membeli perlengkapan dapur. Anda juga harus memasukkan beberapa tujuan hidup yang baru. Terkadang ada perbedaan pandangan untuk hal-hal demikian.

Kembali lagi soal adaptasi. Semakin Anda mampu menangani masalah kecil sampai berat sekalipun, maka Anda dan pasangan bisa menjadi lebih bahagia.

Terkadang, pertanyaan inj bak buah simalakama. Dijawab salah, tidak dijawab ya takut kesalahan. Usia pernikahan baru hitungan minggu, namun pertanyaan kapan hamil datang bertubi-tubi. Setiap pasangan baru tentu mendambakan keturunan. Cuma untuk yang satu ini kita tidak bisa mendahului keputusan Tuhan, bukan?