Liputan6.com, Jakarta Pola makan yang sehat merupakan bagian bentuk pencegahan dari penyakit kanker. Di luar dari olahraga yang teratur, minum air, dan tidur yang cukup.
Baca Juga
Advertisement
Spesialis Patologi Anatomi dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, dr Evalina Suzana, memaparkan, pola makan sehat yang paling direkomendasikan. Menurut Eva, sebuah pola bisa dibilang sehat jika semua yang masuk ke dalam tubuh seimbang. Tidak boleh berlebihan bukan berarti tidak dimakan sama sekali.
"Harus terdiri dari 50 persen protein, 30 persen karbohidrat, dan 20 persen lemak dan serat. Itu harus dipenuhi di luar mineral-mineral yang ada," kata dr Evalina.
Semua masakan yang kita kelola sendiri boleh ditambahkan garam sesuai takaran. Garam bersifat iritasi. Terlalu banyak pun dapat membahayakan kesehatan lambung kita yang bisa berujung pada kanker lambung.
"Kayak orang Jepang. Kebanyakan makan saus-saus asin, banyak (masyarakat di sana) yang terkena kanker lambung," kata Evalina menambahkan.
Sebenarnya dampak garam yang berlebihan bisa kita rasakan sehabis menyantap satu bungkus makanan ringan. Paling sering yang kita alami adalah mulut terasa lebih kering.
"Nah, coba saja makan itu selama satu bulan. Saya yakin mulut pasti iritasi," kata Evalina ditulis Health Liputan6.com pada Senin, 9 Oktober 2017.
Begitu juga sayur-sayuran yang menjadi "sapu" untuk tubuh kita. Biarpun kaya serat, tubuh tetap membutuhkan makanan yang mengandung minyak baik sebagai "pelicin".
"Makanan yang mengandung minyak baik ada di buah alpukat. Alpukat adalah HDL yang bagus. Atau bisa juga menggunakan minyak zaitun, olive oil, atau minyak kelapa satu kali pakai (jangan berulang)," kata Evalina menekankan.
Jangan lupa asupan buah. Evalina mengingatkan, satu buah saja memang sehat, tapi kebutuhan gizi akan tercukupi jika yang dikonsumsi terdiri dari tujuh warna.
"Jadi, rujak itu bagus. Ada warna merah, putih, kuning, itu kecukupan gizinya ada," kata Evalina yang terbiasa menangani pasien kanker.