Liputan6.com, Jakarta Penyebab jerawat itu macam-macam, seperti misalnya terlalu sering menyentuh wajah atau tak membersihkan wajah. Tak hanya itu, udara juga bisa menjadi penyebab jerawat Anda terus tumbuh tanpa Anda menyadarinya.
"Kulit Anda terus-menerus terpapar dengan udara di sekitar, dan banyak orang tidak menyadari bahwa kulit Anda bisa bereaksi dengannya," kata Ronald Ro, pendiri Awair, sebuah aplikasi yang mengukur kualitas udara.Â
Baca Juga
"Udara yang tidak sehat berpotensi memicu eksim, gatal-gatal, berjerawat, dan penuaan dini," kata Ro seperti dilansirlaman Well and Good, Jumat (13/10/2017).
Advertisement
Ini bermasalah, jelas Ro, karena udara di dalam ruangan bisa sampai lima kali lebih banyak tercemar daripada di luar rumah. "Mudah untuk mengasumsikan udara di sekitar Anda aman dan sehat jika Anda tidak dapat merasakan ada yang salah secara langsung, seperti asap atau bau," jelasnya. "Tapi ini tidak selalu terjadi."
Ro mengatakan, udara di sekitar Anda tidak sehat tergantung pada lima faktor yang mempengaruhi kualitas udara. Kelima faktor itu adalah tingkat bahan kimia, debu, karbon dioksida, suhu, dan kelembapan.
"Terlalu banyak atau terlalu sedikit hal ini bisa mengiritasi kulit Anda dan menyebabkan jerawat," ujar Ro.
Di dalam, racun yang mempengaruhi kulit Anda menyebar ke udara dari tempat yang tampaknya tidak berbahaya seperti dinding. Alhasil, kulit bisa menjadi tidak sehat akibat zat kimia di udara. Umumnya dikenal sebagai senyawa organik yang mudah menguap, atau VOC.
Seringkali, partikel kecil yang tak terlihat ini mengintai pada hal-hal seperti cat, produk pembersih, lilin, dan penyegar udara - dan semuanya bisa berdampak bagi kulit Anda.
"Kulit yang tidak sehat bisa disebabkan kadar zat kimia di udara Anda," Ro menekankan.Â
"VOC telah terbukti mengganggu penghalang kulit, meningkatkan peradangan, dan menyebabkan kerusakan radikal bebas," kata Joshua Zeichner, MD, dermatolog yang berbasis di New York City, AS. Dan radikal bebas serta peradangan berpotensi menimbulkan jerawat.
Dr. Zeichner mencatat bahwa beberapa partikel debu juga dapat mempengaruhi kulit Anda. "Masalah partikel adalah partikel kotoran mikroskopis yang tersuspensi di udara yang bisa berasal dari berbagai sumber industri," jelasnya. "Ini paling umum dari knalpot mobil, tapi dikaitkan dengan penuaan kulit dan pengembangan hiperpigmentasi."Â
Â
Saksikan juga video berikut ini:Â
Â
Apa yang harus dilakukan?
Ro mengatakan sebaiknya mulailah memahami apa yang ada di udara di sekitar Anda. Setelah memahami kualitas udara, Anda bisa membuat langkah kecil yang memberi udara segar.
"Pilihlah desinfektan bebas VOC, cat yang tidak beracun, dan buka jendela Anda sesering mungkin untuk membiarkan angin sepoi-sepoi yang bersih," kata Ro.
Selain itu, Anda dapat berbelanja produk pembersih yang lebih bersih dan aman (atau membuat sendiri).
Sedangkan untuk debu, Ro menyarankan agar membersihkan debu dengan kain lembab. Metode lainnya termasuk menggunakan pembersih udara atau menambahkan tanaman, yang bisa membantu menyerap bahan kimia di udara.
Untuk kulit, Dr. Zeichner menekankan pentingnya mencuci muka - terutama di malam hari. "Kotoran, minyak, dan polusi menumpuk di siang hari, jadi cuci di malam hari menghilangkan senyawa ini," katanya. "Ini meminimalkan risiko peradangan kulit."
Advertisement