Cerita Kanibal Issei Kagawa yang Terobsesi Makan Daging Manusia

Sebutan "Kanibal dari Paris" melekat pada Issei Sagawa, yang ternyata dorongan makan daging manusianya muncul dari membaca dongeng.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 03 Nov 2017, 15:00 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2017, 15:00 WIB
Kanibal
Issei Sagawa terdorong menjadi kanibal dan memakan daging manusia dari dongeng. Foto: oaprendizverde.com.br

Liputan6.com, Tokyo, Jepang Issei Sagawa, 68 tahun, yang terkenal sebagai selebritas kanibal ini makin melejit saat dirinya tercantum dalam artikel, "The Postwar History of 100 Million Japanese", yang diterbitkan Sunday Mainichi pada 22 Maret 2015. Dalam artikel tersebut, Sagawa juga dikenal sebagai "Kanibal dari Paris (Paris Cannibal)."

Sebutan tersebut berdasarkan perjalanan hidupnya. Ia membunuh dan memakan daging korbannya. Kejadian ini bermula pada Juni 1981, saat Sagawa kuliah sastra di Sorbonne Academy di Paris, Prancis. Polisi Prancis menangkap Sagawa atas pembunuhan Renee Hartevelt, mahasiswa Belanda berusia 25 tahun.

Dalam berita yang dilaporkan, Sagawa yang kanibal mengaku sudah memakan bagian tubuh Renee. Ia memakan beberapa daging mentah dan sebagian lagi dimasak dengan bumbu di atas penggorengan. Namun, Pengadilan Prancis tidak menuntut Sagawa atas pembunuhan tersebut.

Hal ini karena polisi melihat kondisi mental Sagawa yang lemah. Pada 1984, ia diizinkan kembali ke Jepang. Sunday Mainichi memberikan liputan terperinci pada 10 Juni 1984 dengan judul Seventeen hours together with the man who ate the flesh of a beautiful woman (Tujuhbelas jam bersama pria yang memakan daging wanita cantik).

Laporan ini berdasarkan transkripsi selama penerbangan antara Paris dan Narita, dilansir dari Japan Today, Jumat (3/11/2017).

Aksi kanibalisme

Sagawa bercerita kala ia pertama kali berkenalan dengan Renee di Paris pada Mei 1981. Pada 1 Juni, ia mengundang Renee ke apartemennya dan menyajikan sukiyaki. Sepuluh hari kemudian, pembunuhan terhadap Renee terjadi di apartemen Sagawa.

Pada artikel terbitan 5 Juli 1981 di Sunday Mainichi, Sagawa membawa senapan kaliber kecil yang ia simpan untuk perlindungan diri sendiri. Ia pun menembak Renee dari belakang.

Sementara itu, laporan lain menuliskan, sebelum menembak Renee, Sagawa mengajak Renee ke apartemennya demi membuat rekaman suara puisi Jerman. Lalu Sagawa menembak Renee.

Ketika melihat tubuh Renee, Sagawa ingin memakannya. Awalnya, bukan berarti ia ingin membunuh Renee. Tapi ia sadar kalau ingin memakan tubuh Renee berarti ia harus membunuhnya terlebih dahulu.

Pengaruh dari dongeng

Dorongan Sagawa yang memakan daging manusia sudah muncul sejak kecil. Ia menyimpan dorongan tersebut kala belajar kanibalisme dari dongeng yang dibacanya. Saat ia menyadari keinginannya untuk makan daging manusia, Sagawa tidak pernah berkonsultasi dengan psikiater.

"Jika saya telah menjalani terapi sejak saat itu, saya kira kejadian di Paris mungkin tidak akan terjadi," kata Sagawa pada Sunday Mainichi.

Pikiran memakan daging manusia yang muncul di pikiran Sagawa dari dongeng juga bisa dikaitkan dengan pernyataan dari Dr Arens, profesor di State University of New York di Stony Broo.

Dr Arens mengatakan, ''Mengapa orang berpikir tentang kanibalisme. Sebagian besar orang  yang kanibal terpesona dengan adanya memakan daging sesama manusia. Mereka menganggap, hal itu juga ada di masa lalu, seperti di cerita dongeng.

Lebih dari 30 tahun lalu kejadian tersebut, kini Sagawa sudah pulih secara fisik. Ia bahkan menuliskan ksiah dirinya sendiri ke dalam buku.

"Saya melihat sekilas paha aktris yang ada di serial drama TV dan berpikir, 'Itu (paha) pasti enak.' Tapi saya tidak merasa ingin benar-benar memakannya," lanjutnya.

Kanibalisme biasanya melibatkan konsumsi daging pada ritual seremonial atau tawanan perang. Walaupun rituali ini keji, masyarakat berpandangan berbeda. Kanibalisme juga dianggap sebagai cara berkomunikasi dengan supranatural atau untuk menangkap kekuatan musuh.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya