Makin Banyak Emak-Emak Anti-Vaksin yang Bahayakan Anak

Pemberian makanan saja tidak cukup menghindarkan dari aneka penyakit. Sementara pemberian vaksin terbukti mencegah wabah, sakit berat, cacat

oleh Benedikta Desideria diperbarui 13 Nov 2017, 20:00 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2017, 20:00 WIB
Vaksin
Vaksin

Liputan6.com, Jakarta Ibu-ibu anti-vaksin kerap memiliki pandangan tersendiri tidak membolehkan anaknya mendapat vaksin yang merupakan program pemerintah. Salah satu yang sering didengar adalah tak perlu vaksin, cukup diberi makanan yang terbaik saja.

"Beri saja bayi-bayi itu makanan yang baik sehingga kekebalan tubuhnya meningkat. Jadi enggak perlu divaksin."

Wakil Ketua Indonesian Influenza Foundation, Prof DR dr Samsuridjal Djauzi, SpPD-KAI, FACP mengaku sering mendengar hal itu. Padahal, bila ditilik secara medis pemberian makanan pada bayi dan anak-anak saja tidak cukup untuk menghindarkan mereka dari penyakit-penyakit yang bisa dicegah atau diminimalisasi dampaknya dengan vaksin.

"Ingat, vaksin meningkatkan imunitas jauh lebih tinggi. Namun, makanan atau obat herbal mungkin meningkatkan kekebalan tubuh, tapi sama sekali tidak mencukupi untuk mencegah dari penyakit," ujar Samsu dalam temu media di Jakarta, Senin (13/11/2017).

 

Saksikan juga video menarik berikut:

Imunisasi terbukti mencegah wabah, sakit berat, cacat, dan kematian.

Imunisasi merupakan cara untuk terhindar dari penyakit mematikan dan ganas. Semua negara di dunia sampai sekarang melakukan imunisasi rutin bayi dan anaknya, karena adanya bukti yang tidak terbantahkan bahwa imunisasi mencegah: wabah, sakit berat, cacat, dan kematian.

Manfaat imunisasi telah dibuktikan oleh kajian ilmiah berbagai profesi dan dipublikasikan secara resmi baik nasional maupun internasional.

Jika pemberian vaksin disetop, aneka penyakit ganas dan berbahaya bisa kembali mewabah bila banyak anak tidak mendapat vaksin. Di Indonesia sudah ada pekan imunisasi dasar sejak usia di bawah usia satu tahun. Lalu, ada juga lanjutan imunisasi lainnya seiring pertambahan usia anak. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya