Liputan6.com, Jakarta Sebagian orang kadang sering merasa iri kepada saudara kandung apabila dirinya tidak menjadi anak kesayangan. Seorang kakak juga demikian bila orangtua terlihat pilih kasih terhadap anak bontot atau bungsu.
Tapi tahukah Anda, menurut penelitian, anak bontot memang seringkali menjadi anak kesayangan orangtua. Namun, bukan berarti pilih kasih, seperti dikutip dari laman Independent, Senin (20/11/2017).
Baca Juga
Periset dari Universitas Brigham Young menyimpulkan bahwa pilih kasih sebenarnya ada di mata orang yang melihatnya.
Advertisement
"Sebenarnya, jika anak bontot merasa dia paling disayang dan orangtua merasa hal yang sama, maka hubungan orangtua dan anak menjadi lebih kuat. Namun jika anak bontot tidak menganggap demikian, hal itu bisa jadi sebaliknya."
Sementara itu, bagi kakak kandung, apakah mereka dianggap anak kesayangan atau tidak, hal ini mempengaruhi hubungan mereka dengan orangtua.
Para periset percaya, hal ini terjadi karena perbandingan sosial. Seringkali adik membandingkan diri mereka dengan saudara mereka yang lebih tua.
Â
Saksikan video menarik berikut :
Â
Penelitian
Para peneliti menarik kesimpulan setelah mempelajari 300 keluarga masing-masing dengan dua anak remaja.
Anak-anak dan orangtua ditanyai berbagai pertanyaan untuk menilai tingkat favoritisme. Orangtua ditanya berapa banyak kehangatan dan konflik yang mereka hadapi dengan anak mereka, sementara para remaja diminta untuk menggambarkan hubungan mereka dengan orangtua mereka.
Para peneliti menemukan bahwa secara keseluruhan, anak-anak memiliki lebih banyak kehangatan dan lebih banyak konflik dengan ibu mereka.
"Jika Anda harus bertanya kepada saya, apakah kita melihat hal yang sama pada anak kedua dan ketiga? Saya kira mungkin begitu," kata Jensen.
Untuk menangani kondisi ini dan membawa anak-anak Anda ke arah yang terbaik, Jensen mengatakan bahwa sebaiknya orangtua memperlakukan anak sesuai kebutuhannya karena setiap anak membutuhkan perhatian yang berbeda-beda. Untuk mencapainya, diperlukan usaha memahami anak-anak mereka secara keseluruhan.
"Ketika orang tua mencintai, mendukung dan bersikap konsisten pada anak-anak mereka, favoritisme cenderung tidak masalah," kata Jensen.
Advertisement