Liputan6.com, Jakarta Makanan lokal menjadi perhatian tersendiri bagi Bondan Winarno. Pria kelahiran Surabaya, 29 April 1950 meninggalkan kesan mendalam bagi pemirsa di Tanah Air dengan tayangan kuliner "Maknyus"nya. Ia meninggal pada Rabu, 29 November 2017 pada usia 67 tahun.
Baca Juga
Advertisement
Kala mencicipi makanan, citarasa makanan bagi Bondan adalah nilai yang sangat berharga. Untuk citarasa makanan lokal, Bondan ternyata punya standardisasi penilaian yang khusus. Ia membeberkan saran terbaik agar makanan lokal dapat diterima baik oleh semua kalangan.
Saran dari Bondan Winarno diungkapkan Winda Krisnadefa. Wanita yang bergelut sebagai blogger ini pernah bertemu Bondan di Food Park Grand Galaxi Park Bekasi pada 2015.
Pada waktu itu, Bondan menjadi kurator calon tenant yang ingin mengisi food stall di lokasi tempat makan tersebut.
"Waktu itu karena tujuannya mencari rasa lokal, yang bisa diterima semua kalangan. Pak Bondan Winarno membuat semacam standar rasa fusion gitu. Misalnya, gudeg yang berasal dari Yogyakarta itu agar dimasak tidak terlalu manis. Tapi juga ada rasa pedas. Ya, supaya orang yang suka pedas bisa enak makannya," ungkap Winda saat dihubungi Health Liputan6.com, ditulis Kamis (30/11/2017).
Simak video menarik berikut ini:
Padukan sentuhan lain
Winda juga mengingat, saran Bondan Winarno untuk memadukan sentuhan makanan lokal dengan daerah lain. Bahkan saran Bondan juga mengarah terhadap sentuhan modern.
"Ayam taliwang, yang sangat pedas khas Lombok itu bisa dimasak dengan sentuhan rasa Minang. Ada rasa-rasa asap di daging ayamnya," ujar Winda. Ia juga menuliskan saran Bondan tersebut di blog pribadinya.
Tak lupa, Bondan juga punya saran cerdik untuk jamu tradisional. Pembuatan jamu tradisional bisa tetap eksis dengan sentuhan modern, yakni menggunakan mesin espresso.
Jadi, mesin espresso pun bukan hanya dipergunakan untuk kopi saja, melainkan juga pembuatan jamu tradisional.
Advertisement