Liputan6.com, Jakarta Kencing unta kembali ramai diperbincangkan. Baru-baru ini, beredar rumor yang mengatakan air kencing mamalia padang gurun ini ampuh untuk menyembuhkan penyakit kanker.
Beberapa warganet bersuara. Mereka mengungkapkan pandangannya mengenai rumor tersebut. Salah satunya, pemilik akun Twitter @anjarisme. Ia tidak mempercayai rumor yang beredar.
Baca Juga
"Ada yang percaya bahwa air kencing #unta manjur obati kanker. Sepanjang yang saya tahu sih, belum ada obat #kanker dari air kencing unta. Kalau percaya air kencing unta sebagai obat kanker, saya tak akan mengubah kepercayaan anda. Silahkan jalani kepercayaan masing-masing," tulisnya.
Advertisement
Hal serupa juga diungkapkan @ryuhasan. Pria yang diketahui berprofesi sebagai seorang dokter ini, mengungkapkan meski belum ada bukti penyembuhan penyakit dengan air kencing, dirinya mengatakan bahwa minum air kencing tidak membahayakan.
"Minum air kencing: Belum ada bukti bisa menyembuhkan penyakit, apapun itu jenis penyakitnya. Tidak membahayakan, ya kecuali kalo misalnya kencingnya terinfeksi atau minum kencing lebih dari 4 liter sehari. Mau kencing dinosaurus atau kencing tikus, sama aja..." ungkapnya.
Simak juga video berikut ini:
Proses yang panjang
Menanggapi hal tersebut, dokter spesialis kanker, Prof. DR. dr. Soehartati A. Gondhowiardjo, Sp.Rad (K) Onk.Rad, mengaku belum menemukan riset terkait kebenaran rumor kencing unta itu. Ia mengungkapkan bahwa untuk menetapkan sesuatu menjadi obat, perlu dilakukan penelitian yang panjang.
"Prosesnya sedemikian panjang. Maka, tidak bisa begitu saja menetapkan sesuatu membawa manfaat jika tidak dilakukan serangkaian penelitian," tuturnya saat diwawancarai Health Liputan6.com, Sabtu (6/1/2018).
Soehartati mengatakan tahap pertama yang perlu dilakukan jika ingin mengetahui apakah kencing unta bermanfaat ialah purifikasi. Tahap tersebut dilakukan guna mengetahui bahan aktif apa yang terkandung dan diuji pada cawan petri.
Setelah itu, kencing unta dapat diujicobakan pada hewan. Jika aman, kencing onta dapat diberikan pada manusia dan dilihat apakah ada manfaat serta efek sampingnya.
Dokter spesialis kanker tersebut menganjurkan untuk tidak mudah percaya pada isu yang beredar sebelum terbukti kebenarannya.
Advertisement