Banyak Artis Ditangkap karena Sabu, Ada Apa dengan Narkoba Jenis Ini?

Fachri Albar, Roro Fitria dan sekitar akhir tahun lalu ada Jennifer Dunn ditangkap karena sabu. Apa daya pikat narkoba jenis ini?

oleh Benedikta Desideria diperbarui 15 Feb 2018, 19:00 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2018, 19:00 WIB
Polisi Rilis Kronologi Penangkapan Roro Fitria
Artis Roro Fitria resmi diperkenalkan sebagai tersangka oleh Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (15/2). Polisi menangkap Roro Fitria setelah diketahui memesan narkoba jenis sabu seberat 2,4 gram. (Liputan6.com/Pool)

Liputan6.com, Jakarta Pada 14 Februari 2018, aktor Fachri Albar ditangkap polisi dengan barang bukti dumolid, ganja, sabu. Di hari yang sama, lagi-lagi ada artis yang ditangkap setelah kedapatan memesan sabu yakni Roro Fitria. 

Belum ada dua bulan lalu, artis Jennifer Dunn pun ditangkap polisi karena sabu. Menurut orang yang menjual sabu berinisial FS, Dunn sudah beberapa kali memesan narkoba tersebut.

Banyak kemudian yang bertanya-tanya, kenapa jenis narkoba ini yang akhir-akhir ini kerap disalahgunakan?

Menurut Deputi Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) dr. Diah Setia Utami, SpKJ, MARS rupanya ada tren penggunaan jenis narkoba dari satu masa ke masa.

"Jadi, memang semua itu ada trennya setiap sekitar satu dekade," katanya saat dihubungi Health-Liputan6.com, Kamis (15/2/2018).

Diah mengajak kilas balik di sekitar tahun 1970-an. Saat itu narkoba yang kerap ditemukan adalah morfin. Lalu, sekitar satu dekade berikutnya adalah ganja. Kemudian, di 1990-an sampai 2000-an awa,l narkoba yang sering dipakai adalah heroin.

"Kemudian yang awal 2000 rasa-rasanya mulai sabu, ya kebetulan ada trennya," kata Diah.

Sabu membuat penggunanya merasakan efek stimulan. Dia jadi terpacu untuk mengerjakan sesuatu dan menimbulkan rasa nyaman. Padahal, penggunaan sabu membuat kerusakan otak hingga gangguan fisik dan jiwa seperti disampaikan Diah. 

 

 

Saksikan juga video menarik berikut:

 


Perkara harga

Pakai Seragam Tahanan, Fachri Albar Tertunduk Lesu
Ekspresi aktor Fachri Albar saat dihadirkan dalam gelar rilis di Polres Jakarta Selatan, Rabu (14/2). Polisi mengamankan barang bukti satu paket sabu, 13 tablet Dumolid, dan alat isap sabu berupa bong. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Tren sabu tak cuma ada di Indonesia. Menurut Diah 'serangan' sabu pun hadir dari luar negeri ke Indonesia. Sekitar seminggu lalu kapal berbendera Singapura ditangkap dan ditemukan sabu seberat 1 ton di dalamnya.

"Tangkapan kemarin itu sabu 1 ton, berarti memang begitulah trennya dari sabu. Ya memang di beberapa daerah tertentu masih pakai tren yang lama, tapi banyak di ASEAN kerap ditemukan penggunaan sabu," katanya.

Selain terkait tren per dekade, Diah menuturkan tentang produksi sabu yang lebih mudah dibanding narkoba jenis lain. Hal ini juga membuat harga sabu jadi lebih murah dibanding narkoba lain.

"Sabu ini sepertinya lebih gampang diproduksi karena banyak sintetisnya, akhirnya ya lebih banyak digunakan karena lebih banyak diproduksi. Sehingga harganya lebih murah daripada yang susah dicari," kata Diah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya