Trump Tabuh Genderang Perang Dagang: Tarif Impor Baru China, Kanada, dan Meksiko Berlaku 1 Februari 2025

Trump menyatakan bahwa China, Kanada, dan Meksiko tidak bisa berbuat apa-apa untuk mencegah tarif diberlakukan pada 1 Februari 2025.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 01 Feb 2025, 09:28 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2025, 09:28 WIB
Donald Trump saat dilantik sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat. Pelantikan Trump berlangsung di Rotunda Gedung Capitol AS, Washington DC, Senin (20/1/2025).
Donald Trump saat dilantik sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat. Pelantikan Trump berlangsung di Rotunda Gedung Capitol AS, Washington DC, Senin (20/1/2025). (Dok. Kevin Lamarque/Pool Photo via AP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Washington, DC - Pada Jumat (31/1/2025), Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa ia akan memberlakukan tarif impor 25 persen pada barang-barang dari Kanada dan Meksiko serta 10 persen pada barang-barang dari China. Tarif yang akan mulai berlaku pada Sabtu (1/2), dapat menyebabkan kenaikan harga dengan cepat bagi konsumen Amerika Serikat (AS), meskipun Trump berjanji akan berusaha meredam dampaknya terhadap impor minyak.

Trump sebelumnya mengancam memberlakukan tarif ini guna mendorong negara-negara tersebut bekerja sama dalam menghentikan imigrasi ilegal dan penyelundupan bahan kimia fentanyl. Namun, dia juga berjanji akan menggunakan tarif untuk meningkatkan manufaktur domestik dan pendapatan pemerintah federal.

"Mulai besok, tarif akan diterapkan," kata juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt kepada wartawan pada Jumat seperti dikutip AP, Sabtu. "Ini adalah janji yang dibuat dan janji yang ditepati oleh presiden."

Tarif membawa risiko politik dan ekonomi bagi Trump, yang baru dua minggu menjabat di masa jabatan keduanya. Banyak pemilih mendukung sang Republikan dengan janji dia dapat meredakan inflasi, namun tarif dapat memicu kenaikan harga dan berpotensi mengganggu sektor energi, otomotif, kayu olahan, dan pertanian.

Kebijakan tarif Trump dikritik karena menandai perang dagang dengan negara tetangga AS, Kanada dan Meksiko.

"Kita seharusnya fokus melawan negara pesaing yang mengatur permainan, seperti China, bukan menyerang sekutu kita," kata politikus Demokrat yang memimpin mayoritas Senat AS Chuck Schumer.

"Jika tarif ini diterapkan sepenuhnya, itu akan menaikkan harga untuk segala hal mulai dari bahan makanan, mobil, hingga bensin, yang akan membuat lebih sulit bagi keluarga kelas menengah untuk bertahan hidup."

Trump sebelumnya mengatakan dia mempertimbangkan memberikan pengecualian untuk impor minyak dari Kanada dan Meksiko. Pada Jumat, dia menyebutkan sedang mempertimbangkan menurunkan tarif untuk minyak, namun belum jelas apakah tarif yang lebih rendah itu akan diberlakukan saat dia menandatangani perintah eksekutifnya pada Sabtu.

"Saya mungkin akan mengurangi tarif sedikit untuk itu," ungkap Trump soal minyak. "Kami pikir kami akan menurunkannya menjadi 10 persen."

Menurut Badan Informasi Energi AS (EIA), negara itu mengimpor hampir 4,6 juta barel minyak per hari dari Kanada pada bulan Oktober dan 563.000 barel dari Meksiko. Produksi harian AS pada bulan itu rata-rata hampir 13,5 juta barel per hari.

Trump sebelumnya menyatakan bahwa tarif 10 persen untuk impor dari China akan dikenakan di atas tarif impor lainnya yang sudah ada pada produk dari Tiongkok.

Lebih banyak tarif, sebut Trump, akan diberlakukan. Namun, dia memberikan sedikit rincian.

"Kami akan mengenakan tarif pada chip (komputer) ... pada minyak dan gas. Itu akan terjadi dalam waktu dekat, saya rasa sekitar 17 Februari," tutur Trump, seraya menjanjikan tarif pada tembaga dan Uni Eropa.

Sikap Kanada hingga China

Donald Trump berpidato usai pelantikannya sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat. Inaugurasi Trump berlangsung di Rotunda di Gedung Capitol, Washington DC, Senin (20/1/2025).
Donald Trump berpidato usai pelantikannya sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat. Inaugurasi Trump berlangsung di Rotunda di Gedung Capitol, Washington DC, Senin (20/1/2025). (Dok. Chip Somodevilla/Pool Photo via AP)     ... Selengkapnya

Baik Kanada maupun Meksiko menegaskan mereka telah mempersiapkan opsi tarif balasan yang dapat digunakan jika diperlukan, yang pada gilirannya bisa memicu konflik dagang yang lebih luas yang menurut analisis ekonomi dapat merugikan pertumbuhan dan mempercepat inflasi lebih lanjut.

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyatakan pada Jumat bahwa Kanada siap merespons jika Trump melanjutkan tarif tersebut, namun dia tidak memberikan rincian.

"Kami siap dengan respons yang bijaksana, tegas, namun masuk akal, respons yang langsung," sebut Trudeau. "Ini bukan yang kami inginkan, namun jika dia melanjutkan, kami juga akan bertindak."

Trudeau memperingatkan pemberlakuan tarif akan berdampak buruk bagi AS, membahayakan lapangan pekerjaan di AS dan menyebabkan kenaikan harga. Dia menegaskan kurang dari 1 persen fentanyl dan perlintasan ilegal ke AS berasal dari Kanada.

Sementara itu, Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum mengatakan pada Jumat bahwa Meksiko telah menjaga dialog dengan tim Trump sejak sebelum dia kembali ke Gedung Putih. Bagaimanapun, dia menggarisbawahi bahwa Meksiko memiliki "Rencana A, Rencana B, Rencana C atas apa yang diputuskan oleh pemerintah AS."

"Sangat penting bagi rakyat Meksiko untuk tahu bahwa kami akan selalu membela martabat mereka, menjaga kedaulatan kami, dan menjunjung tinggi dialog yang setara, seperti yang selalu kami katakan, tanpa subordinasi," tegas Presiden Sheinbaum.

Juru bicara Kedutaan Besar China di Washington Liu Pengyu menekankan kedua negara harus menyelesaikan perbedaan melalui dialog dan konsultasi.

"Tidak ada pemenang dalam perang tarif atau perang dagang, yang tidak menguntungkan kedua pihak maupun dunia," kata Liu. "Meskipun ada perbedaan, kedua negara kita memiliki kepentingan bersama yang besar dan ruang untuk bekerja sama."

Tarif Merusak Semua yang Terlibat

Donald Trump Bertemu dengan Xi Jinping di Florida pada tahun 2017.
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sebelum melakukan pertemuan di resor Mar a Lago, Florida, Kamis (6/4/2017). Isu perdagangan dan Korea Utara diperkirakan menjadi isu utama pembahasan kedua pemimpin negara tersebut. (AP Photo/Alex Brandon)... Selengkapnya

Studi bulan ini oleh Warwick McKibbin dan Marcus Noland dari Peterson Institute for International Economics menyimpulkan bahwa tarif 25 persen pada Kanada dan Meksiko serta tarif 10 persen pada China akan merusak semua ekonomi yang terlibat, termasuk AS.

"Untuk Meksiko, tarif 25 persen akan menjadi bencana. Selain itu, penurunan ekonomi akibat tarif ini bisa meningkatkan dorongan bagi imigran Meksiko untuk menyeberang secara ilegal ke AS, yang bertentangan langsung dengan prioritas lain dari pemerintahan Trump," ungkap studi itu.

Mantan negosiator perdagangan AS Wendy Cutler, yang kini menjadi wakil presiden di Asia Society Policy Institute, menuturkan sejauh mana kerusakan ekonomi akan tergantung pada berapa lama tarif diberlakukan.

"Jika hanya beberapa hari, itu satu hal. Jika mereka diberlakukan selama beberapa minggu atau berbulan-bulan, kita akan melihat gangguan rantai pasokan, biaya yang lebih tinggi untuk produsen AS, yang akan menyebabkan harga lebih tinggi bagi konsumen AS," imbuhnya.

"Ini bisa berdampak pada ekonomi makro. Ini bisa memengaruhi pasar saham. Kemudian secara internasional bisa menyebabkan ketegangan lebih lanjut dengan mitra dagang dan membuat lebih sulit untuk bekerja sama dengan mereka."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya