Kisah di Balik Hari Perempuan Sedunia

Simak alasan perlu ada Hari Perempuan Sedunia yang jatuh pada hari ini.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 08 Mar 2018, 12:00 WIB
Diterbitkan 08 Mar 2018, 12:00 WIB
Women’s Day
Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Hari Perempuan Sedunia (International Women's Day) diperingati hari ini 8 Maret. Peringatan hari ini merupakan bentuk perayaan pencapaian perempuan di berbagai bidang baik sosial, ekonomi, budaya, dan politik.

Tak cuma merayakan pencapaian perempuan, di Hari Perempuan Sedunia jadi ajang menyuarakan persamaan gender antara perempuan dan laki-laki seperti mengutip situs resmi internationalwomensday.com, Kamis (8/3/2018).

Kehadiran Hari Perempuan Sedunia bergaung sejak awal 1900-an. Pada 1908, perempuan-perempuan bersuara atas penindasan dan ketidaksetaraan di banyak bidang kehidupan. Di tahun yang sama, sekitar 15 ribu wanita di New York City Amerika Serikat menuntut waktu kerja yang lebih pendek, hak upah, serta hak suara yang lebih baik untuk wanita.

Kemudian di 1910, sebuah Konferensi Internasional Perempuan Bekerja diadakan di Kopenhagen, Denmark. Dalam konferensi itu, Clara Zetkin dari Partai Sosial Demokratis Jerman mengajukan gagasan adanya Hari Perempuan Sedunia.

Dia mengusulkan setiap tahun di masing-masing negara harus ada peringatan hari untuk mengkampanyekan suara perempuan. Sebagian perempuan yang ikut konferensi itu setuju saran Zetkin.

Berdasarkan kesepakatan di Kopenhagen, beberapa negara pada 1911 memeringati Hari Perempuan Sedunia yakni di Austria, Denmark, Jermak, dan Swiss pada 19 Maret. Lebih dari sejuta wanita turun ke jalan untuk mengkampanyekan hak-hak wanita. Mulai dari hak wanita untuk bekerja, memilih, mendapat pelatihan, bekerja di kantor publik serta mengakhiri diskriminasi. 

 

 Saksikan juga video menarik berikut:

 

Perayaan global

Women’s Day
Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day (iStockPhoto)

Kehadiran Hari Perempuan Sedunia merupakan usaha kolektif dari orang yang peduli hak asasi manusia.

"Perjuangan perempuan untuk kesetaraan gender merupakan usaha kolektif dari semua orang yang peduli terhadap hak asas manusia," kata feminis, jurnalis, serta aktivis sosial Gloria Steinem.

Jadi, Hari Perempuan Sedunia digagas sebagai persatuan, perayaaan, refleksi, advokasi hal yang telah mampu dicapai wanita. 

Selamat Hari Perempuan Sedunia, para perempuan Indonesia dan dunia!

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya