Pelatihan bagi Para Pencerah Nusantara Dimulai

Menguatkan layanan kesehatan primer melalui kolaborasi pemuda lintas sektor.

oleh Arina Aisyal diperbarui 13 Mar 2018, 19:07 WIB
Diterbitkan 13 Mar 2018, 19:07 WIB
Pencerah Nusantara Angkatan VI
Penerimaan calon Pencerah Nusantara (CISDI/ Arina Aisyal)

Liputan6.com, Jakarta Untuk keenam kalinya, Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), organisasi sipil kemasyarakatan yang merupakan transformasi dari Kantor Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk Millenium Development Goals (MDGs) memulai rangkaian pelatihan bagi anggota Pencerah Nusantara (PN) Angkatan VI di Hotel Graha Wisata, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Selasa (13/03).

Dibuka oleh Diah Saminarsih, Pendiri CISDI dan Penasihat WHO Jender dan Pemuda untuk Kantor Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), para peserta yang terdiri dari dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, dan ahli gizi ini bakal dikarantina dan mengikuti pelatihan selama lima minggu.

Hingga 16 April para relawan ini akan dilatih berbagai hal semisal kepemimpinan, manajemen puskesmas, advokasi pemerintah daerah, komunikasi publik, menajemen sosial media ntuk pembangunan dan penulisan kreatif. "Hari ini sampai ari minggu nanti di Ciwideuy, mereka akan menjalani pelatihan bertahan bagaimana bertahan hidup (surviving skill),"ujar salah satu tim CISDI, Mohamad Fadjar. 

Diah, yang pernah menduduki jabatan Staf Khusus Menteri Kesehatan bidang Peningkatan Kemitraan dan SDGs pada 2014 - 2017 mengatakan, “Pencerah Nusantara memberikan cara baru dalam pelayanan kesehatan dan menjadi investasi pembangunan layanan kesehatan melalui research-based action.”

Dukungan pemerintah

Board Member CISDi
Prof. Akmal Taher (duduk ketiga dari kiri) bersama Board Member CISDI. (CISDI/Arina Aisyal)

Staf Khusus Menteri Bidang Peningkatan Pelayanan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Prof Dr dr Akmal Taher SpU (K) dalam kesempatan yang sama menyatakan dukungannya atas pelaksanaan program Pencerah Nusantara. “Pemerintah sangat mengharapkan adaptabilitas pelayanan kesehatan masyarakat yang sesuai dengan konteks permasalahan wilayah di masing-masing wilayah," kata Akmal.

Akmal menekankan pentingnya inovasi dalam peningkatan mutu layanan kesehatan di tingkat primer berbasis gerakan masyarakat. Menurutnya, para pencerah berperan penting dalam mengoptimalkan upaya promotif dan preventif di tingkat masyarakat melalui pelibatan masyarakat dalam aktivitas kesehatan.

Bila para pencerah ini telah berhasil menularkan kepada tenaga kesehatan lokal, ke depan tenaga kesehatan lokal diharapkan mampu melanjutkan inovasi, mempertahankan implementasi yang fokus pada upaya promosi dan pencegahan mandiri, kata Akmal.

"Pencerah Nusantara diharapkan terus memberi inovasi dan menggerakkan masyarakat secara berkelanjutan,"ujar Akmal.

 

Pendiri CISDI, Diah Saminarsih
Publikasi: CISDI

Kolaborasi interprofesional

Pencerah Nusantara merupakan program peningkatan layanan kesehatan primer melalui kolaborasi tim interprofesional terdiri dari dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan masyarakat, dan ahli gizi.

Gerakan ini merupakan upaya menciptakan hidup sehat di kalangan masyarakat secara berkelanjutan dan pelayanan kesehatan primer yang sangat membutuhkan partisipasi masyarakat.

Di era pembangunan berkelanjutan, yang menggunakan kerangka acuan sustainable development goals, peran pemuda dan kerjasama lintas sektor perlu dan harus ditonjolkan. Dengan jumlah populasi pemuda mencapai 65 juta, Indonesia memiliki kesempatan untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan melalui gerakan kepemudaan. Pencerah nusantara ini menjadi salah satu bentuknya.

Penerimaan Pencerah Nusantara VI
Para peserta Pencerah Nusantara mengikuti acara dengan serius (CISDI/Arina Aisyal)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya