Awas, Makanan dan Cuaca Perbesar Risiko Depresi

Depresi adalah gangguan mental yang kompleks dan dipengaruhi oleh banyak hal, termasuk makanan dan cuaca.

oleh Nilam Suri diperbarui 11 Apr 2018, 20:00 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2018, 20:00 WIB
Depresi
Ilustrasi depresi (iStockphoto/AntonioGuillem)

Liputan6.com, Jakarta Depresi adalah gangguan mental yang kompleks, interaksi berbagai elemen seperti struktur otak, genetika, hormon dan juga faktor luar seperti pola asuh, pengalaman di-bully dan toxic relationship baik dengan pasangan atau rekan kerja. Hal ini dijelaskan oleh Regisda Machdy Fuadhy, S.Psi., M.Sc dari Pijar Psikologi dalam seminar "23 Kacamata Depresi" di Yogkarta ditulis Rabu (11/4/2018).

Lebih lanjut, Regis menjelaskan bahwa depresi juga dipengaruhi oleh cuaca dan makanan sebagai faktor eksternal. Contoh nyata cuaca mempengaruhi mood adalah fenomena winter blues ketika orang-orang tinggal di negara yang memiliki musim salju.

Nuansa gloomy dan ketiadaan matahari yang mengekstrak vitamin D berpengaruh terhadap mood seseorang. Layaknya cuaca, makanan juga berpengaruh besar terhadap depresi.

Makanan yang overcooked (terlalu matang) dan minim nutrisi membuat probiotik di dalam usus tidak mendapatkan zat yang dibutuhkan untuk memproduksi serotonin, hormon yang membuat kita senang.

Maka dari itu, orang-orang yang mengalami depresi disarankan untuk melihat apa-apa yang mereka makan dan mulai beralih ke gaya hidup sehat.

 

 

Efek pola hidup modern

Ilustrasi bahagia - stres (iStockphoto)
Ilustrasi stres (iStockphoto)

Regis juga menambahkan bahwa pola hidup modern yang serba cepat dan menghujani kita dengan ratusan stressor (penyebab stres) setiap harinya juga memuat semakin banyak orang rentan dengan depresi.

Berbeda dengan zaman dahulu, misal ketika kita masih hidup sebagai manusia nomaden, stressor manusia hanyalah binatang buas dan cuaca ekstrem.

Sayangnya, walau orang yang terkena depresi semakin banyak, namun yang mencari pertolongan tidak bertambah jumlahnya. Menurut Regis, ini karena masih banyak yang takut dengan stigma depresi, bahwa mereka adalah orang yang lemah dan tidak kuat menghadapi cobaan hidup.

Regis menekankan, orang dengan depresi sangat perlu mencari pertolongan. Karena, depresi juga mematikan, selayaknya penyakit fisik.

Sumber: Pijar Psikologi

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya