Festival Huma Itah, Ajang Anak-Anak Kalimantan Ekspresikan Diri

Untuk pertama kalinya, anak-anak di Kalimantan Tengah mengekspresikan diri dengan menunjukkan bakatnya di Festival Huma Itah.

oleh Arina Aisyal diperbarui 25 Apr 2018, 17:30 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2018, 17:30 WIB
Penampilan dari Anak-anak di Festival Huma Itah
Dokumentasi CISDI

Liputan6.com, Kab. Gunung Mas Para pemuda yang terdiri dari berbagai latar belakang profesi yang bergerak di bidang kesehatan di Daerah Bermasalah Kesehatan (DBK) bernama Pencerah Nusantara (PN) mengadakan Festival Huma Itah pada Minggu, 22 April 2018. 

Festival Huma Itah dihadiri oleh 40 siswa SDN 01 Tumbang Miri dan SDN 02 Tumbang Miri dilaksanakan di Gedung Pertemuan Umum (GPU) Kecamatan Kahayan Hulu Utara, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah

Huma Itah yang berarti 'Rumah Kita” merupakan nama dari sebuah rumah kayu di Tanah Borneo yang sudah menjadi tempat bagi anak-anak di Kabupaten Gunung Mas untuk mendapatkan edukasi non-formal sejak 2016.

Kehadiran rumah belajar ini merupakan inisiatif Pencerah Nusantara. Tujuannya untuk melatih dan mengasah keterampilan anak-anak di pelosok Kalimantan.

 

Kegiatan Anak-Anak Huma Itah bersama Pencerah Nusantara
Dokumentasi CISDI

Festival Huma Itah menampilkan beragam keterampilan serta ketangkasan anak-anak yang sudah dua tahun belajar bersama. Seperti musikalisasi puisi, pembacaan pantun, peragaan busana adat, storytelling dari sebuah lukisan, serta penampilan kolaborasi tarian daerah dan modern.

Uniknya lagi, salah satu kelompok anak-anak Huma Itah menampilkan musikalisasi puisi dan peragaan busana adat bertemakan Emansipasi Ibu Kartini sebagai wujud kebebasan berekspresi anak-anak tersebut dalam memperingati Hari Kartini.

"Festival Huma Itah merupakan salah satu upaya Pencerah Nusantara untuk memberikan hak belajar dan berkembang kepada anak-anak di daerah. Meskipun jauh dari kota, anak-anak di daerah berhak mendapatkan pembelajaran dan memiliki hak yang sama untuk berkembang, serta mendapatkan pendidikan di luar sekolah (non-formal) seperti anak-anak di kota,” kata Ketua Acara Festival Huma Itah, dr. Dewi Trisnawati (Pencerah Nusantara Angkatan 5) dalam sambutannya.

 

Penandatanganan nota penyerahan Huma Itah oleh Pencerah Nusantara kepada pemerintah lokal
Dokumentasi CISDI

Dukungan orangtua dan kerja sama lintas sektor yang baik antara Pencerah Nusantara dengan pemerintah setempat, selama dua tahun membuat Huma Itah sukses melaksanakan kegiatannya.

Salah satu wujud nyata dukungan pemerintah daerah adalah kehadiran Kepala Kecamatan Kahayan Hulu Utara, Perwakilan Guru di Kahayan Hulu Utara, Ketua Karang Taruna Kecamatan Kahayan Hulu Utara, Perwakilan Bank Kalimantan Tengah, serta orangtua anak-anak Huma Itah pada acara Festival Huma Itah.

Meski PN memiliki fokus untuk memperkuat layanan kesehatan primer, tetapi juga melaksanakan program pemberdayaan masyarakat. Masyarakat lokal diharapkan dapat mandiri selepas masa bakti Pencerah Nusantara yang berlangsung selama tiga tahun di sebuah wilayah penempatan.

Memasuki tahun ketiga, Pencerah Nusantara Angkatan 5 akan segera menggenapi tugasnya ini pun menyerahkan Huma Itah kepada masyarakat agar dapat dikelola secara mandiri dan berkelanjutan.

 

Serah Terima Huma Itah dari Pencerah Nusantara kepada Pemerintah Lokal di Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah
Dokumentasi CISDI

Agenda serah-terima ini dilaksanakan pada Festival Huma Itah dalam bentuk penandatanganan nota penyerahan Huma Itah oleh dr. Dewi Trisnawati selaku ketua tim Pencerah Nusantara 5 kepada perwakilan masyarakat yakni Kepala Kecamatan Kahayan Hulu Utara Efendi Wirasa serta Ketua Karang Taruna Kecamatan Kahayan Hulu Utara Septo yang akan menjadi penanggungjawab pengelolaan Huma Itah.6 

 

 

Penulis: Brian Sahar Afifah (Pencerah Nusantara Gunung Mas Angkatan 6)

Editor: Arina A. Hanny

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya