Liputan6.com, Jakarta Sulit rasanya meminta generasi milenial untuk melepaskan diri dari pemakaian gawai atau ponsel untuk sebentar saja.
Lewat ponsel yang ada di genggaman, mereka seperti menemukan dunianya sendiri. Berjuta-juta informasi mereka dapat. Menjadi terkenal di dunia maya pun bisa mereka raih.
Baca Juga
Namun, generasi milenial ini tidak menyadari bahwa masalah atau gangguan kesehatan tengah mengintai mereka dari balik kegiatan yang tampak menyenangkan itu.
Advertisement
Berikut empat masalah kesehatan yang rentan dialami generasi milineal, seperti dijelaskan dr. Nadia Octavia dari situs Klik Dokter, dikutip pada Rabu, 9 Mei 2018.
1. Kurang aktif
Terlalu asyik dengan ponselnya, tidak sedikit generasi milenial ini jadi malas bergerak. Mereka betah duduk berlama-lama sambil menatap layar ponsel.
Nadia Octavia menjelaskan, pola hidup sedenter membuat siapa saja akan membakar lebih sedikit kalori yang pada akhirnya memicu kenaikan berat badan.
Simak video menarik berikut ini:
2. Obesitas
Menurut Nadia, alasan berikutnya adalah gaya hidup. Gaya hidup menuntut mereka bergerak lebih cepat dan tanpa batas. Kondisi ini memengaruhi selera makan mereka. Mereka jadi pemilih.
"Makanan yang praktis dan cepat disaji lebih disukai ketimbang harus memasaknya sendiri. Ribet, demikian alasannya," katanya.
Padahal, makanan tersebut mengandung tinggi kalori dan lemak jenuh yang justru dapat merugikan kesehatan.
Advertisement
3. Kurang Mampu Bersosialisasi
Bagi mereka, mendapat puluhan likes dan teman di media sosial jauh lebih baik ketimbang sahabat dunia nyata.
"Ibarat pepatah, teknologi menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh," katanya.
Coba saja lihat orang-orang di sekitar kita. Tidak cuma generasi milenial bahkan yang melakukannya. Ketika sedang berkumpul bersama teman, ada satu atau dua orang yang malah asyik dengan ponsel mereka.
"Tak heran jika milenial dikatakan sebagai generasi yang individualistik. Dan bahayanya, hal tersebut dapat berujung pada kesepian dan gangguan mental seperti depresi," kata Nadia.
4. Bullying
Bullying atau risakan bukan fenomena baru di kalangan milenial saja. Perilaku yang kini seolah dianggap lumrah sudah ada sejak dulu.
Dianggap biasa dan lumrah, kemudian teknologi yang semakin canggih, semakin banyak orang yang menggunakannya untuk merisak orang lain yang tidak sependapat dengan dirinya.
Di Instagram dan Twitter misalnya. Setiap kegiatan seseorang lebih mudah dipantau oleh orang lain. Terlalu banyak berbagi sesuatu (oversharing) juga membuat orang rawan jadi korban perundungan.
Misalnya, ketika mereka mengemukakan pendapat yang tak umum, bisa berpotensi terjadi pertentangan yang kemudian membuat orang tersebut jadi bahan bullying.
Advertisement