Perawat Penjara Pingsan Usai Hirup Aroma Ganja Sintetis

Ganja sintetis yang dibuat laboratorium di penjara Inggris justru membuat perawat hilang kesadaran.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 17 Mei 2018, 08:15 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2018, 08:15 WIB
Ganja atau Mariyuana
Ilustrasi Foto Ganja (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Ganja sintetis yang dibuat laboratorium di penjara Inggris justru membuat perawat hilang kesadaran. Pengganti ganja ini ditujukan untuk mengobati narapidana (napi) yang kecanduan obat-obatan.

Dalam konferensi tahunan, kemarin, Senin, 14 Mei 2018, Royal College of Nursing (RCN) menyebut, usai menangani napi yang menggunakan ganja sintetis, beberapa perawat itu sakit. Ganja sintetis dikemas dengan merek "Spice."

Seorang perawat pingsan setelah menghirup aroma Spice dan harus dilarikan ke unit gawat darurat. Padahal, di beberapa penjara, ada 50 narapidana yang dirawat setiap minggunya. Perawat tak sengaja menghirup aroma Spice yang masih melingkupi ruang sel napi.

Adanya perawat yang pingsan dilaporkan tahun lalu oleh HM Inspectorate of Prisons. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran atas meluasnya penggunaan obat, dikutip dari BBC, Kamis  (17/5/2018).

Perawat dan asisten perawatan kesehatan sering kali yang pertama kali di lokasi kejadian tatkala napi membutuhkan perawatan darurat. Serikat pekerja menyarankan, staf perawat NHS harus diizinkan menilai bahaya sebelum bergegas masuk dan menangani napi di sel penjara.

 

Saksikan juga video menarik berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ancaman serius bagi perawat

Penampakan ganja palsu atau kanabinoid sintetis (AP Photos)
Penampakan ganja palsu atau kanabinoid sintetis (AP Photos)

Kepala eksekutif RCN, Janet Davies menambahkan, Spice memunculkan ancaman serius bagi perawat, asisten perawatan kesehatan, dan staf penjara. Keselamatan dan kesehatan jangka panjang berada dalam risiko berbahaya hari demi hari.

"Sebagai profesional kesehatan yang berdedikasi, staf perawat penjara diharapkan untuk menawarkan perawatan berkualitas tinggi, tapi mereka seharusnya tidak dihadapkan pada sesuatu membahayakan kesehatan dan kesejahteraan mereka sendiri," ujar Janet.

Janet terkejut setelah mendengar beberapa cerita perawat yang pingsan atau tidak dapat mengemudi setelah terpapar Spice.

"Cara terbaik untuk menjaga staf dan napi tetap aman adalah menjaga adanya aroma Spice tidak tercium. Itulah sebabnya, kami melatih lebih dari 300 anjing untuk mencium adanya aroma obat khusus," ungkap seorang juru bicara penjara.


Diminati para tunawisma

Kebun Ganja hingga Paket Ikan Asin Isi Ganja Digerebek Polisi di Malang
Tanaman ganja di Malang, Jawa Timur (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Spice adalah ganja sintetis, yang terkait dengan masalah kesehatan serius, dari kesulitan bernapas hingga episode psikotik gangguan jiwa yang ditandai ketidakmampuan individu menilai kenyataan yang terjadi, misal halusinasi.

Obat-obatan ini masih diminati para tunawisma, khususnya yang berisiko mengalami masalah kesehatan mental.

Spice bukanlah obat tunggal, tapi berbagai bahan kimia buatan laboratorium yang meniru efek tetrahydrocannabinol (THC)--komponen utama ganja yang bersifat psikoaktif. Psikoaktif adalah zat kimia yang memengaruhi sistem saraf pusat. Zat ini mengakibatkan perubahan suasana hati dan kesadaran individu.

Melansir laman The Conversation, penelitian soal Spice dari ganja sintetik mampu menghasilkan efek yang lebih intens dan berkepanjangan dengan dosis yang jauh lebih rendah daripada ganja alami. Meskipun begitu, THC dalam ganja alami hanya bereaksi pada sebagian dengan tubuh, sedangkan ganja sintetis bereaksi pada seluruh tubuh.

Konsekuensi penggunaan rutin ganja sintetis jangka panjang tidak didefinisikan dengan jelas. Para ahli percaya, ganja sintetis punya potensi untuk berkembang atau menyebabkan kambuhnya penyakit mental, terutama bila ada riwayat keluarga yang mengalami gangguan mental.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya