ITB dan Bio Farma Kembangkan Kit Diagnostik Virus Hepatitis B

Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama dengan PT Bio Farma (Persero) melakukan penelitian dan pengembangan kit diagnostik untuk mendeteksi keberadaan virus hepatitis B pada serum atau plasma darah manusia.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jul 2018, 12:00 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2018, 12:00 WIB
Menguak Fakta di Balik Mitos Penyakit Hepatitis B
Menguak Fakta di Balik Mitos Penyakit Hepatitis B

 

Liputan6.com, Jakarta Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama dengan PT Bio Farma (Persero) melakukan penelitian dan pengembangan kit diagnostik untuk mendeteksi keberadaan virus hepatitis B pada serum atau plasma darah manusia.

Direktorat Humas dan Publikasi ITB dalam siaran persnya, Selasa, melaporkan total peneliti yang terlibat dalam kegiatan ini berjumlah 10 orang, diketuai oleh Ernawati Arifin Giri-Rachman M Si, Ph D dan dibiayai pihak LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan).

Salah seorang peneliti, Meutia Diva Hakim mengatakan, dengan kit diagnostik tersebut, status infeksi seseorang bisa diketahui dengan cepat dan akurat tanpa perlu lagi menggunakan kit diagnostik impor yang harganya mahal.

Selain itu, Penyakit hepatitis B merupakan penyakit yang sangat serius. Jika tidak segera ditangani, penyakit itu dapat menyebabkan kanker hati dan berujung pada kematian.

Oleh karena itu perlu upaya pencegahan terhadap infeksi hepatitis B.

"Keunggulan dari kit diagnostik ini ialah komponen utamanya dikembangkan sendiri mulai dari antibodi, sampai komponen penting lainnya," katanya.

Meutia Diva Hakim yang merupakan peneliti lulusan SITH ITB angkatan 2012 tersebut, ada dua kit diagnostik yang telah dikembangkan sementara ini, yaitu kit diagnostik untuk mendeteksi infeksi penyakit hepatitis B, dan kit diagnostik untuk menguji keberhasilan vaksinasi hepatitis B.

Kedua kit diagnostik ini dikembangkan bersama, karena penting untuk pencegahan dan terapi.

"Misalkan setelah dicek dengan menggunakan kit diagnostik yang pertama, tidak terdeteksi adanya infeksi hepatitis B, maka akan diberikan vaksinasi untuk mencegah infeksi. Nah, kit yang kedua kemudian digunakan untuk menguji keberhasilan vaksinasi," kata dia.

Hasil pengujian saat ini menunjukkan bahwa kit diagnostik yang dikembangkan tersebut memiliki sensitivitas, akurasi dan keandalan yang setara dengan kit impor yang saat ini tersedia.

Diharapkan dalam waktu yang tidak lama lagi kedua kit diagnostik yang dikembangkan ini akan bisa dikomersialisasikan. (Antaranews/ASJ)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya