Liputan6.com, Jakarta Sejumlah 37 persen anak di bawah usia 5 tahun di Indonesia pada 2013 mengalami stunting akibat masalah gizi kronis. Selain itu, data 2017 tentang anak indonesia yang diterbitkan Bappenas dan UNICEF menunjukkan, beban ganda malnutrisi atau gizi buruk sudah menjadi sebuah hal serius.
Semua pihak diharapkan ikut peduli dan bergerak menghadapi hal itu, termasuk para remaja. Ini karena sebagian remaja saat ini ikut merasakan dampak malnutrisi. Penting bagi remaja mencegah berbagai penyakit terkait masalah gizi buruk sejak dini, serta mendapat pendidikan yang tepat soal itu.
Baca Juga
"Masalah yang sering terjadi pada remaja saat ini pertama anemia, lalu terlalu kurus dari anak-anak sampai remaja, terlalu gemuk. Nah itu asal muasalnya dari 1000 hari pertama," papar Guru Besar FKM UI Prof. dr. Endang L. Achadi, MPH.,Dr. PH disampaikan dalam peluncuran program Hidup Sehat Yuk! di Kuningan, Jakarta, Minggu (22/7/2018).
Advertisement
Maka remaja, terutama yang saat ini berada di generasi milenial, harus mendapatkan akses edukasi terutama soal pendidikan mengenai gizi seimbang dan kesehatan.Â
"Kenapa kita gaet remaja, terutama remaja putri, karena mereka akan menjadi orangtua yang akan melahirkan anak-anaknya dan menjadi generasi penerus bangsa," ujar Endang.
Â
Program Hidup Sehat Yuk!
Masalah kesehatan terutama stunting, malnutrisi, kelebihan berat badan, dan masalah kekurangan gizi inilah yang menjadi perhatian dari Ruangguru, Indofood, dan Positive Devianve Resource Centre Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia meluncurkan program Hidup Sehat Yuk! di aplikasi Ruangguru.
Program ini memberikan pendidikan tentang pentingnya gizi seimbang dan kesehatan kepada remaja, dengan topik mengenai 1000 hari pertama kehidupan.
Menurut Direktur Indofood Axton Salim, program ini merupakan suatu wujud nyata perusahaan dalam upaya preventif untuk mengurangi permasalahan gizi bangsa, yang harus dimulai sejak dini.
"Karena di Indonesia ada 37 persen stunting rate. Kalau 5 juta anak per tahun itu 1,7 juta anak yang akan stunting. Untuk masa depan anak dan negara, ini penting sekali, " jelas Axton.
Axton percaya, edukasi lewat aplikasi digital ini sangat sesuai dengan kebiasaan generasi Z. Sehingga, kerjasama ini diharapkan mampu menjangkau banyak remaja dalam waktu singkat. Dengan konten yang dikemas menarik, dipercaya mampu membuat remaja menyerap materi yang disampaikan.Â
"Kami percaya kecerdasan anak ditunjang oleh kesehatan dan juga pemenuhan gizi yang seimbang. Oleh karena itu, kolaborasi ini diharapkan bisa memberikan dampak nyata yang luas bagi anak-anak di Indonesia, " tambah Co-Founder dan CEO Ruangguru, Belva Devara.
Advertisement