Malam Natal, Risiko Kena Serangan Jantung Meningkat

Momen malam Natal termasuk salah satu waktu yang berisiko orang terkena serangan jantung.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 20 Des 2018, 10:00 WIB
Diterbitkan 20 Des 2018, 10:00 WIB
Pasar Malam Natal di Wina
Wisawatan mengunjungi stand yang ada di pasar Natal di luar City Hall, Wina pada 26 November 2018. Christkindlmarkt menjadi ciri khas Natal dan musim dingin di Austria dan juga Jerman yang sudah sejak pertengahan tahun 1310. (JOE KLAMAR / AFP)

Liputan6.com, Swedia Pada malam Natal, risiko seseorang kena serangan jantung meningkat. Tak hanya itu saja, tepat di hari Natal dan libur Tahun Baru, orang juga berisiko kena serangan jantung.

Temuan itu berdasarkan studi terbaru yang diterbitkan British Medical Journal (BMJ) pada 2018. Studi menunjukkan hasil berbeda dengan hari libur lain. Selama perayaan Paskah atau pertandingan olahraga berlangsung, seperti Piala Dunia, risiko serangan jantung terbilang rendah.

Dokter Moman A Mohammad dari Department of Cardiology, Clinical Sciences, Lund University, Skane University Hospital, Lund, Swedia memaparkan, secara umum, serangan jantung meningkat dua kali lipat terjadi pada minggu terakhir bulan Desember.

"Jadi hari Senin (minggu terakhir bulan Desember), serangan jantung terjadi pada pukul 8 pagi. Ini bukan pertanda baik jelang Natal keesokan harinya. Risiko serangan jantung tertinggi yang diamati sebenarnya terjadi pada malam Natal," jelas Moman, dilansir dari Forbes, Rabu (19/12/2018).

Risiko serangan jantung melonjak sebesar 37 persen pada malam Natal. Waktu risiko kena serangan jantung tertinggi adalah pukul 10 malam, bukan waktu di pagi hari.

Serangan jantung yang terjadi pada malam Natal dikarenakan plak kolesterol yang terjadi di dinding arteri. Dinding arteri ini menyediakan darah dan oksigen ke jantung.

Ketika plak ini membesar atau pecah dan membentuk gumpalan, plak dapat menghalangi aliran darah. Kemudian menyebabkan serangan jantung. Kondisi ini dikenal sebagai infark miokard (myocardial infarction).

 

Saksikan video menarik berikut ini:

Faktor risiko terjadinya infark miokard

Penyakit jantung (iStock)
Ada faktor risiko terjadinya infark miokard. (iStockphoto)

Ada beberapa faktor yang berisiko meningkatkan infark miokard, yaitu kemarahan, kecemasan, kesedihan, dan stres. Risiko yang lebih tinggi diamati dalam penelitian. Hubungan risiko yang lebih tinggi pada Natal lebih banyak dialami pada lansia yang lebih tua (lebih dari 75 tahun).

Kebanyakan dari lansia menderita diabetes. Mereka juga punya riwayat penyakit arteri koroner. Ada kemungkinan penyebab serangan jantung dipengaruhi anggota keluarga yang baru berkunjung setelah lama terpisah.

Jika hal itu terjadi, peneliti berharap ada penurunan jumlah infark miokard di minggu-minggu akhir setelah Natal dibandingkan dengan minggu-minggu menjelang liburan.

"Faktor lain, pasien mungkin menunda melaporkan gejala dan mencari perawatan jantung karena enggan mengganggu perayaan Natal. Kami berharap tingkat infark miokard bisa lebih rendah sebelum Natal," jelas Moman.

Selain itu, risiko infark miokard lebih tinggi terjadi pada Hari Tahun Baru. Ini mungkin karena efek konsumsi berlebihan alkohol dan konsumsi makanan, paparan suhu dingin di malam hari atau kurang tidur pada Malam Tahun Baru.

Bukan penelitian pertama

20151013-Ilustrasi-Serangan-Jantung
Peningkatan serangan jantung bisa terjadi pada liburan. (iStockphoto)

Tim dari Universitas Lund (Moman A Mohammad, Sofia Karlsson, Jonathan Haddad, Björn Cederberg, Sasha Koul, David Erlinge), Rumah Sakit Universitas Danderyd (Tomas Jernberg), Universitas Uppsala (Bertil Lindahl), dan Örebro University (Ole Fröbert) di Swedia menganalisis data database SWEDEHEART. Hal ini mencakup semua pasien yang mengalami gejala serangan jantung dan dirawat di fasilitas perawatan jantung khusus di Swedia.

Mereka membandingkan tingkat serangan jantung selama liburan dan turnamen sepak bola. Untuk periode waktu pengamatan, data dianalisis dari tahun 1998 hingga 2013. Yang menarik ada 283.014 kasus infark miokard dari database SWEDEHEART.

Studi SWEDEHEART bukan studi pertama yang menunjukkan, bagaimana risiko serangan jantung dapat bervariasi. Penelitian sebelumnya, yang dipublikasikan dalam jurnal Circulation mengungkapkan, tingkat kematian akibat penyakit jantung di Amerika Serikat selama liburan Natal dan Tahun Baru.

Demikian pula, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam European Journal of Epidemiology menemukan, tingkat infark miokard meningkat di negara yang mayoritas Muslim selama liburan hari perayaan umat Muslim, seperti Hari Raya Idul Fitri.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya